Saat Anda merasa tak berdaya dan terkucilkan, percaya ada kekuatan yang berkomplot untuk melawan minat atau kepentingan Anda menjadi sesuatu yang menarik.
Dari ketertarikan tersebut, teori bisa mengakar. Setelah itu ada peran bias kognitif dan jalan pintas mental yang mendorong Anda jadi lebih percaya teori konspirasi.
Proses berpikir sejenis juga terjadi saat seseorang percaya paranormal atau peramal.
Berikut penjelasan lebih lanjut bagaimana orang percaya teori konspirasi dari kacamata psikologi.
Baca juga: Jajal Challenge Viral saat Pandemi Corona Baik untuk Kesehatan Mental
Para ahli menyebut banyak alasan mengapa seseorang bisa percaya pada teori konspirasi.
Beberapa alasan ini dapat digolongkan ke dalam tiga garis besar, yakni:
Alasan epistemik mengacu pada keinginan untuk memperoleh kepastian dan pemahaman.
Di tengah kondisi yang membingungkan, kacau, berbahaya, atau penuh ketidakpastian, orang jadi ingin memahami sekaligus terdorong untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Dengan percaya teori konspirasi, seseorang jadi bisa membangun pemahaman yang konsisten, stabil, dan jelas akan suatu permasalahan.
Keyakinan atas teori konspirasi ini dapat meningkat saat kasusnya berskala besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.