KOMPAS.com - Pola tidur sepanjang Ramadhan umumnya berubah mengikuti rutinitas puasa.
Orang harus bangun dini hari untuk santap sahur, bangun tengah malam untuk beribadah, tidur lebih malam, dan istirahat di siang hari.
Setelah Idul Fitri, perubahan jadwal tidur tersebut berangsur-angsur kembali ke pola tidur normal.
Baca juga: 4 Macam Makanan dan Minuman Penyebab Susah Tidur di Malam Hari
Sayangnya, masa transisi ini terkadang menimbulkan masalah susah tidur atau ganggaun pola tidur bagi sebagian orang.
Melansir Gulf News, tubuh membutuhkan waktu setidaknya 10 hari agar siap kembali normal setelah Ramadhan.
Apabila transisi tidak berjalan mulus dan berkepanjangan, gangguan pola tidur ini dapat mengganggu siklus sirkadian yang mengatur jam biologis tubuh.
Seperti diketahui, perubahan siklus sirkadian dapat menganggu kinerja liver serta memicu peradangan biang stroke dan penyakit jantung.
"Modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dapat memperbaiki gangguan pola tidur setelah Ramadhan," jelas Juliot Vinolia, ahli gizi klinis berbasis di Dubai.
Seperti dilansir Egypt Independent, gangguan pola tidur dan susah tidur setelah puasa bisa menyebabkan nafsu makan berlebihan dan gangguan kecemasan.
Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?
Kunci pengaturannya adalah dengan menjaga pola makan seimbang dan olahraga teratur.
Berikut beberapa cara memperbaiki pola tidur setelah puasa Ramadhan:
Jika Anda terbiasa begadang pada malam hari dan tidur di siang hari, coba kembalikan pola tidur normal.
Secara bertahap, majukan jadwal tidur satu jam lebih awal sampai mencapai jam tidur ideal.
Minuman seperti kopi, teh, cokelat, soda empai sampai enam jam sebelum tidur.