KOMPAS.com - Antioksidan adalah zat penting untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh.
Melansir Healthline, radikal bebas adalah senyawa yang bisa berbahaya saat kadarnya berlebihan di dalam tubuh.
Senyawa ini bisa berlebih karena paparan polusi udara, asap rokok, konsumsi alkohol berlebihan, kadar gula darah dan lemak tak sehat tinggi, sampai infeksi kuman (bakteri, jamur, dan virus).
Ketika radikal bebas melimpah, tubuh bisa berisiko terkena penyakit diabetes, jantung, sampai kanker.
Baca juga: Antioksidan: Arti dan Manfaat bagi Tubuh
Agar radikal bebas tidak melonjak di dalam tubuh, Anda bisa berupaya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan.
Konsumsi makanan mengandung antioksidan lebih disarankan ketimbang mengandalkan suplemen antioksidan.
Seperti dilansir laman resmi Harvard T.H. Chan School of Public Health, suplemen antioksidan belum terbukti memberikan manfaat kesehatan.
Hal itu dipengaruhi sifat antioksidan yang cenderung efektif bekerja saat dikombinasikan dengan nutrisi lain.
Suplemen antioksidan yang ditawarkan acapkali hanya mengandalkan satu atau dua jenis zat tertentu.
Sementara antioksidan dari buah stroberi misalkan, bisa mengandung vitamin C sekaligus polifenol jenis proanthocyanin dan flavonoid.
Perbedaan jumlah dan jenis antioksidan tersebut bisa memengaruhi efektivitasnya.
Baca juga: Jenis Vitamin yang Disarankan untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Berdasarkan studi epidemiologis, pola makan lengkap dengan buah, sayur, dan kacang-kacangan kaya antioksidan dapat menurunkan risiko penyakit kronis.
Terutama penyakit jantung, stroke, kanker, dan mencegah kematian akibat penyakit kronis.
Brokoli, kubis Brussel, kembang kol, lobak, kale, paprika, ubi, kacang polong, bit, jeruk bali, melon, kiwi, lemon, jeruk, pepaya, stroberi, dan tomat.