Jika perubahan gaya hidup ke arah lebih sehat tak mempan, dokter umumnya akan meresepkan obat penurun tekanan darah.
Baca juga: Minum Obat Hipertensi Pagi atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?
Hipertensi sekunder dapat terjadi saat tekanan darah ajek tinggi karena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Melansir Cleveland Clinic, hipertensi sekunder jarang terjadi. Penyakit ini hanya diidap pada 5-10 persen penderita tekanan darah tinggi.
Terdapat kondisi atau penyakit yang bisa jadi penyebab hipertensi sekunder, di antaranya:
Baca juga: 7 Cara Mengontrol Hipertensi, Selain dengan Obat
Efek samping penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa memicu hipertensi sekunder, di antaranya:
Sementara itu, gejala hipertensi sekunder bisa berbeda-beda, tergantung jenis kondisi dan penyakitnya. Berikut beberapa tandanya:
Baca juga: Penyebab Hipertensi dan Faktor Risikonya
Mengingat hipertensi sekunder relatif jarang dan biaya skriningnya cukup mahal, tenaga medis cukup selektif untuk melakukan pengujian.
Ada beberapa faktor untuk menentukan perlu tidaknya seseorang dengan tensi di atas 130/80 mmHg diberi rekomendasi pemeriksaan hipertensi sekunder, antara lain:
Untuk mendiagnosis hipertensi sekunder, penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, USG ginjal, pemeriksaan kelenjar, dan cek tensi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.