Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Penggunaan "Tanning Bed" Bisa Picu Kanker Melanoma

Kompas.com - 15/07/2020, 16:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Melakukan tanning menjadi jalan bagi banyak orang untuk mendapatkan kulit coklat nan eksotis.

Seiring berkembangnya teknologi, kita tak perlu lagi berjemur terlalu lama di bawah sinar matahari untuk mendapatkan warna kulit kecoklatan.

Kini, telah tersedia "tanning bed" atau alat untuk mendapatkan warna kulit kecoklatan dengan melibatkan alat yang memancarkan radiasi ultraviolet.

Meski terkesan praktis, penggunaan tanning bed ini sangat membahayakan kesehatan.

Menurut data Cleveland Clinic, menggunakan tanning bed bisa memicu kanker.

Baca juga: Jangan Asal Pakai, Kenali 7 Jenis Plastik dan Bahaya Kesehatannya

Risiko tersebut bahkan lebih tinggi daripada efek paparan sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari.

Menurut dokter kulit Jennifer Lucas, tidak ada metode tanning yang aman. Namun, penggunaan tanning bed memiliki risiko yang sangat besar.

"Ada banyak alasan mengapa kita harus menghindari penggunaan tanning bed," ucap Lucas.

Efek samping tanning bed

Tanning bed dapat meningkatkan risiko kanker kulit, menekan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan masalah pada mata, dan memicu penuaan dini.

“Semakin sering menggunakan tanning bed, semakin banyak krusakan yang terjadi pada kulit kita," ucap Lucas.

Tanning bed memancarkan sinar UVA, yang menembus kulit lebih dalam dan merusak kolagen.

Padagal, kolagen adalah struktur dasar kulit dan elastin yang membantu menjaga kulit agar terlihat lebih muda.

Menggunakan tanning bed dapat menimbulkan bintik-bintik gelap dan keriput.

"Efek tersebut membutuhkan biaya yang mahal untuk mengatasinya," tambah Lucas.

Selain itu, menggunakan tanning bed bisa meningkatkan risiko katarak dan melanoma okular.

Menurut data American Academy of Ophthalmology tanning bed menghasilkan 100 kali lebih banyak tingkat UV daripada sinar matahari.

Hal ini bisa merusak struktur eksternal dan internal mata serta kelopak mata.

Untuk itu, kita harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi mata dari sinar UVA yang berbahaya.

Baca juga: Jangan Ragu Mencoba, Ini 8 Cara Menambah Berat Badan Secara Alami

Tanda awal melanoma

Penelitian membuktikan penggunaan tanning bed dapat meningkatkan risiko semua jenis kanker kulit sebesar 15 persen.

Melansir dara The Skin Cancer Foundation risiko kanker melanoma yang mengancam jiwa bisa mencapai 75 persen hanya dari satu sesi penggunaan tanning bed sebelum usia 35 tahun.

Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling berbahaya dan bisa menyebar ke berbagai organ dalam tubuh.

Tanda awal kanker melanoma biasanya muncul berbentuk tahi lalat dengan ciri-ciri berikut:

  • memiliki bentuk tidak simetris
  • muncul dengan warna bervariasi
  • diameter lebih besar dari enam milimeter
  • bentuk atau letak tahi lalat berubah-ubah.

Menurut pakar dermatologi, kanker kulit seringkali terjadi pada mereka yang masih berusia mudah, dan sebagian besar disebabkan karena penggunaan tanning bed.

"Cara teraman untuk melakukan tanning adalah dengan menggunakan lotion atau krim yang dibuat secara profesional untuk menghasilkan warna coklat pada kulit," ucap Lucas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Health
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau