Demam yang diketahui berisiko menimbulkan kerusakan pada otak adala dengan suhu di atas 42 derajat Celsius, misalnya pada anak yang terperangkap di dalam mobil pada suhu lingkungan yang tinggi.
Namun, kondisi demam seperti ini jarang terjadi.
4. Semua anak bisa alami kejang demam
Mitos:
Semua anak dapat mengalami kejang demam.
Fakta:
Hanya 4 persen anak berisiko mengalami kejang demam.
Baca juga: Alasan Air Hangat Lebih Tepat untuk Mengompres Anak Demam
5. Kejang demam bahayakan tubuh dan rusak otak
Mitos:
Kejang demam membahayakan tubuh dan menimbulkan kerusakan pada otak.
Fakta:
Kejang demam memang kondisi yang menakutkan dan membuat panit orang yang melihatnya.
Tapi, keadaan ini biasanya berlangsung tidak lama dari lima menit.
Kejang demam juga tidak menyebabkan kerusakan otak permanen.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang pernah mengalami kejang demam tidak berisiko menjadi gangguan perkembangan, gangguan belajar, atau epilepsi (kejang tanpa demam).
6. Demam harus segera ditangani dengan obat
Mitos:
Demam harus segera ditangani dengan pemberian obat penurun panas.
Baca juga: 3 Definisi Demam Berdasarkan Lokasi Pengukuran Suhu
Fakta:
Demam hanya diobati jika anak menjadi rewel dan gelisah (tidak nyaman).
Biasanya, kondisi tersebut terjadi pada suhu di atas 39-39,5 derejar Celsius.
7. Demam akan terus naik jika tak diberi obat
Mitos:
Demam yang tidak diberikan obat penurun panas akan terus naik suhunya.
Fakta:
Tidak benar demikian. Tubuh memiliki termostat di otak sehingga demam pada kondisi infeksi biasanya tidak melebihi 39,5-40 derajat Celsius.
Jarang sekali suhu tubuh anak saat demam mencapai 40,6-41,1 derajat Celsius.