KOMPAS.com – Banyak orang yang ingin menurunkan berat badan memilih melakukan diet rendah karbohidrat dan tinggi protein.
Mereka pada gilirannya akan mulai membatasi asupan karbohidrat dan menggantinya dengan konsumsi makanan atau suplemen yang mengandung protein tinggi.
Penerapan diet rendah karbohidrat dan tinggi protein ini dianggap dapat menghambat pembentukan lemak berlebih di dalam tubuh.
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan
Namun, diet rendah karbohidrat pada kenyatannya punya beberapa efek samping yang patut diwaspadai.
Apa saja risiko atau bahaya diet rendah karbohirat ini?
1. Flu
Diet rendah karbohidrat tertinggi adalah diet ketogenik atau disebut diet keto.
Diet ini dilakukan dengan pengurangan asupan karbohirat secara drastis, yakni hingga 5 hingga 10 persen dari asupan kalori harian dan mendapatkan sebagian besar kalori dari lemak dan beberapa protein.
Melansir Live Strong, dalam kekurangan karbohidrat, hati akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut keton, yang digunakan tubuh untuk bahan bakar.
Proses ini dapat disebut sebagai ketosis yang biasanya dimulai 3 atau 4 hari membatasi karbohidrat.
Penurunan berat badan awal pada diet keto disebabkan oleh hilangnya berat air yang terkait dengan penipisan glikogen.
Setelah beberapa hari, orang mungkin mengalami efek jangka pendek yang tidak menyenangkan, seperti mual, kelelahan dan pusing, yang merupakan sekelompok gejala yang disebut “flu keto”.
Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi
Seiring berjalannya waktu, ketosis akibat penerapan diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan dehidrasi, mengubah keseimbangan kimiawi dalam darah, hingga membuat kadar gula darah menjadi sangat rendah.
Gejala gula darah rendah dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi pada setiap orang.