Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Tanda, Penanganan, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 06/08/2020, 06:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ketuban pecah dini atau premature rupture of memberanes (PROM) adalah salah satu penyebab komplikasi kehamilan yang dikhawatirkan oleh para tenaga medis.

Pasalnya, ketuban pecah dini berisiko membuat bayi lahir secara prematur.

Ketuban pecah dini dapat dipahami sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum waktu persalinan dimulai.

Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?

Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan atau di bawah 37 minggu usia kehamilan, maupun setelah janin matang.

Semakin awal terjadinya ketuban pecah pada masa kehamilan, maka bisa dianggap kondisi tersebut makin serius.

Penyebab ketuban pecah dini

Melansir Buku Goresan Tangan Spesialis Kandungan (2014) oleh Dr HM Andalas, Sp.OG, peluang ketuban pecah dini dilaporkan sekitar 3 persen dari populasi wanita hamil.

Penyebab ketuba pecah dini sesungguhnya belum diketahui secara pasti.

Namun, ada dugaan bahwa infeksi dan peradangan selaput khorion menjadi salah satu penyebab kolagen yang menyusun dinding ketuban pecah.

Akibatnya, berisiko meningkatkan kesakitan pada bayi dan sang ibu, seperti:

  • Gangguan sistem pernapasan
  • Infeksi serius, bisa berupa infeksi selaput ketuban
  • Prolaps tali pusar plasenta terlepas
  • Bahkan sampai pada kematian bayi

Selain itu, beberapa kondisi berikut juga berisiko mengakibatkan ketuban pecah dini:

  • Infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina ibu hamil
  • Kantung ketuban meregang berlebihan karena produksi air ketuban terlalu banyak (polihidramnion)
  • Pada kasus tertentu, ketuban pecah dini juga bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan air ketuban (oligohidramnios)
  • Mengalami perdarahan melalui vagina
  • Berat badan ibu hamil kurang atau mengalami kekurangan gizi
  • Risiko hamil anak kembar
  • Jarak antarkehamilan kurang dari enam bulan
  • Ibu hamil merokok atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang
  • Pernah menjalani operasi atau biopsi pada mulut rahim
  • Punya riwayat melahirkan bayi premature sebelumnya
  • Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya

Baca juga: Mitos atau Fakta, Wanita Gemuk Susah Hamil?

Tanda ketubah pecah 

Seorang ibu perlu memahami keluhan keluar cairan dari vagina, apakah akibat keputihan atau akibat ketuban yang pecah, sehingga bisa cepat mencari pertolongan untuk penanganan.

Ibu hamil juga perlu bisa membedakan air ketuban dengan urine.

Melansir Buku 9 Bulan Menjalani Kehamilan & Persalinan yang Sehat (2019) oleh dr. Irfan Rahmatullah, Sp.OG dan dr. Nurcholid Umam Kurniawan, M.Sc. Sp.A, saat menginjak minggu-minggu terakhir masa kehamilan, terkadang air ketuban bisa saja mulai merembes dari jalan lahir meski perkiraan lahirnya masih lama.

Air ketuban pada kondisi yang disebut sebagai ketuban pecah dini ini bisa keluar tiba-tiba dengan jumlah yang bervariasi atau bisa juga keluarnya hanya seperti rembesan air yang mengalir.

Di akhir masa kehamilan, wanita hamil juga sering sulit menahan keluarnya kencing.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau