Riset 2014 yang diterbitkan dalam Inflammation & Allergy Drug Targets membuktikan bahwa stres dapat merusak fungsi stratum korneum yang dapat berdampak negatif terhadap retensi air kulit.
Hal ini bisa membuat kulit mudah menjadi kering dan memperburuk penampilan kita.
Stres menyebabkan perubahan pada protein di kulit dan mengurangi elastisitasnya.
Hilangnya elastisitas ini dapat berkontribusi pada pembentukan kerutan.
Stres juga dapat menyebabkan pengerutan alis berulang kali yang turut berkontribusi pada pembentukan kerutan.
Baca juga: Penting untuk Fungsi Tubuh, Berikut 6 Jenis Makanan Kaya Magnesium
Riset 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan aktivitas saraf simpatik akibat stres dapat menyebabkan sel induk yang membuat melanosit menghilang.
Setelah sel-sel ini menghilang, sel-sel baru kehilangan warnanya dan berubah menjadi abu-abu atau memicu pembentukan uban.
Stres kronis juga dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut Anda dan menyebabkan kondisi yang disebut telogen effluvium.
Telogen effluvium menyebabkan rambut rontok lebih banyak dari biasanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.