Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot sekitarnya.
Tekanan ini bisa juga membuat otot menjadi lemah dan membuat urine lebih cepat keluar, terutama saat batuk atau bersin.
Baca juga: 6 Penyebab Urine Berwarna Kuning Tua dan Cara Mengatasinya
4. Merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko inkontinensia urin karena nikotin dapat membuat kandung kemih lebih aktif dari biasanya.
5. Riwayat keluarga
Risiko seseorang mengalami inkontinensia urine akan meningkat jika memiliki anggota keluarga yang lebih dulu mengalami inkontinensia urine, terutama inkontinensia desakan.
6. Kondisi medis lainnya
Penyakit seperti gangguan saraf, gangguan imun, dan diabetes dapat meningkatkan risiko inkontinensia urine.
Inkontinensia urine ada yang bersifat sementara dan menetap.
Inkontinensia urine bersifat sementara dapat disebabkan oleh pengaruh minuman, makanan, dan obat-obatan tertentu yang merangsang kandung kemih dan meningkatkan volume urine.
Baca juga: Waspadai Penyebab Urine Berwarna Hijau, Merah, Ungu, Oranye, dan Seperti Teh
Beberapa makanan dan minuman yang bisa menyebabkan inkontinensia urine antara lain, yakni:
Sedangkan sejumlah obat-obatan yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami inkontinensia urine, yakni:
Baca juga: Batas Konsumsi Vitamin C dan Bahayanya jika Sampai Berlebihan
Sementara itu, inkontinensia urine menetap bisa terjadi karena adanya kondisi atau perubahan fisik seseorang seperti:
Inkontinensia urine menetap juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti infeksi saluran kencing (ISK) dan konstipasi.
Terapi inkontinensia urine dapat dilakukan tergantung dari tipe kelainan yang dialami, derajat, dan penyebab yang mendasarinya.
Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai