Dokter umumnya menyarankan pemantauan tanda-tanda infeksi pada ibu yang baru melahirkan secara caesar.
Pemantauan dilakukan dengan mengukur suhu tubuh setelah operasi caesar, terutama dalam waktu 24 jam.
Selain demam, tanda-tanda infeksi lainnya yakni nyeri hebat, muncul garis kemerahan di luka bekas sayatan, dan menggigil kedinginan.
Apabila muncul tanda-tanda infeksi setelah operasi, segera cari pertolongan medis darurat.
Baca juga: Jenis KB yang Aman untuk Ibu Menyusui
Perawatan setelah operasi caesar yang tak boleh diabaikan adalah menjaga kebugaran fisik.
Setelah dinyatakan siap turun dari tempat tidur, pastikan ibu yang baru melahirkan secara caesar untuk melatih fisiknya.
Pilih olahraga jalan kaki ringan yang baik untuk kebugaran sekaligus menjaga kesehatan mental.
Jalan kaki juga bisa mengurangi risiko pembekuan darah, gangguan jantung, dan pembuluh darah lainnya.
Hindari aktivitas fisik berlebihan di empat minggu pertama setelah melahirkan.
Hindari mengangkat benda yang bobotnya lebih berat ketimbang bayi di minggu-minggu awal setelah persalinan caesar.
Baca juga: Pasca Operasi, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini untuk Percepat Pemulihan
Perubahan hormon, otot perut yang belum pulih, dan banyak berbaring dapat memicu sembelit pada ibu setelah operasi caesar.
Sembelit atau susah BAB yang parah bisa terasa menyakitkan. Pasalnya, proses mengejan dapat melukai bekas sayatan operasi.
Pasca-operasi caesar, upayakan ibu yang baru melahirkan minum banyak air putih, buah, dan sayur untuk membantu mencegah sembelit.
Bila susah BAB cukup parah, konsultasikan kepada dokter terkait penggunaan obat pelunak feses.
Baca juga: ASI Perah Bisa Bertahan Berapa Jam di Suhu Ruang?