Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Ibu Hamil, Waspadai Penyakit Hirschsprung pada Bayi Baru Lahir

Kompas.com - 03/10/2020, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hirschsprung adalah suatu kondisi yang memengaruhi usus besar dan menyebabkan masalah saat buang air besar (BAB).

Kondisi ini muncul saat lahir (bawaan) akibat hilangnya sel saraf di otot usus besar bayi.

Bayi baru lahir yang menderita penyakit hirschsprung biasanya tidak bisa BAB pada hari-hari setelah lahir.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Dalam kasus yang ringan, kondisi tersebut mungkin tidak terdeteksi sampai nanti di masa kanak-kanak.

Penyakit ini dinamai dokter Denmark abad ke-19 Harald Hirschsprung, yang menggambarkan kondisi tersebut pada tahun 1888.

Gejala penyakit hirschsprung

Merangkum Mayo Clinic, tanda dan gejala penyakit hirschsprung dapat bervariasi pada masing-masing individu sesuai dengan tingkat keparahan kondisinya.

Biasanya tanda dan gejala muncul segera setelah lahir, tetapi terkadang tidak terlihat sampai di kemudian hari.

Biasanya, tanda yang paling jelas adalah kegagalan bayi baru lahir untuk BAB dalam waktu 48 jam setelah lahir.

Tanda dan gejala penyakit hirschprung pada bayi baru lahir lainnya, yakni:

  • Perut bengkak
  • Muntah, termasuk muntah zat berwarna hijau atau coklat
  • Sembelit atau perut kembung, yang mungkin membuat bayi baru lahir menjadi rewel
  • Diare

Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

Sedangkan pada anak yang lebih besar, tanda dan gejala penyakit hirschsprung dapat meliputi:

  • Perut bengkak
  • Sembelit kronis
  • Perut kembung
  • Gagal untuk berkembang
  • Kelelahan

Diagnosa untuk penyakit hirschsprung ini ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan colok dubur dengan memasukkan jari tangan ke dalam anus menunjukkan adanya pengenduran pada otot rektum.

Pemeriksaan pendukung yang perlu dilakukan biasanya meliputi rontgen perut untuk melihat pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja, kontras enema, manometri anus untuk mengukur tekanan sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rektum, serta dilakukan biopsi rektum untuk melihat tidak adanya ganglion selel saraf.

Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan Secara Alami

Penyebab penyakit hirschprung

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan penyakit hirschsprung.

Penyakit ini kadang-kadang terjadi dalam keluarga (riwayat keluarga) dan mungkin dalam beberapa kasus dikaitkan dengan mutasi genetik.

Penyakit hirschsprung yang jelas terjadi ketika sel-sel saraf di usus besar tidak terbentuk sepenuhnya.

Saraf di usus besar mengontrol kontraksi otot yang memindahkan makanan melalui usus besar.

Tanpa kontraksi, feses tetap berada di usus besar.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit hirschsprung di antaranya, yakni:

  • Memiliki saudara kandung yang menderita penyakit hirschsprung
  • Menjadi pria karena penyakit hirschsprung lebih sering terjadi pada pria
  • Memiliki kondisi warisan lainnya, di mana penyakit Hirschsprung dikaitkan dengan kondisi bawaan tertentu, seperti Down syndrome dan kelainan lain yang muncul saat lahir, seperti penyakit jantung bawaan

Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat

Komplikasi penyakit hirschsprung

Anak-anak yang menderita penyakit hirschsprung rentan terhadap infeksi usus serius yang disebut enterokolitis.

Enterokolitis sendiri dapat mengancam jiwa dan membutuhkan pengobatan segera.

Oleh karena itu, penyakit hirschsprung pada bayi baru lahir perlu diwaspadai.

Cara mengobati penyakit hirschsprung

Melansir WebMD, penyakit Hirschsprung adalah kondisi yang sangat serius.

Tetapi, jika ditemukan dengan cepat, penyakit ini hampir selalu dapat disembuhkan dengan operasi.

Baca juga: 9 Macam Gangguan Pencernaan dan Cara Mengobatinya

Dokter biasanya akan melakukan salah satu dari dua jenis operasi berikut:

1. Prosedur pull-through

Operasi ini hanya memotong bagian usus besar dengan sel saraf yang hilang.

Kemudian sisa usus terhubung langsung ke anus.

2. Operasi ostomi

Operasi ini mengarahkan usus ke lubang yang dibuat di dalam tubuh.

Dokter kemudian menempelkan kantong ostomi di bagian luar lubang untuk menampung kotoran dari usus.

Operasi ostomi biasanya merupakan tindakan sementara sampai anak siap untuk prosedur pull-through.

Setelah operasi, beberapa anak mungkin akan mengalami masalah dengan sembelit, diare, atau inkontinensia (kurangnya kontrol atas pergerakan usus atau buang air kecil).

Sedangkan lainnya mungkin terkena enterokolitis.

Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu dan Cara Membedakan dengan Penyakit Lain

Tanda-tandanya termasuk pendarahan rektal, demam, muntah, dan perut bengkak. Jika itu terjadi, segera bawa anak Anda ke rumah sakit.

Tetapi dengan perawatan yang tepat, terutama pola makan yang benar dan banyak air, kondisi ini biasanya akan teratasi dengan sendirinya.

Dalam satu tahun pengobatan, 95 persen anak harus disembuhkan dari penyakit hirschsprung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com