KOMPAS.com - Selain meminta bantuan ahli kesehatan mental, depresi dan anxiety (kecemasan) nampaknya bisa kita redam dengan mengatur pola makan.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh Cami Martin, yang berprofesi sebagai health education director di Nedlye Health Solutions, layanan kesehatan mental yang berbasis di Oklahoma.
Martin membagikan pengalamannya selama menjalani pola makan vegetarian dalam sebuah laman depressionthewayout.com.
Martin mengatakan pola makan vegan yang ia jalani berhasil membawa pengaruh positif untuk kesehatan mentalnya hanya dalam tujuh hari.
"Saya menyadari pola makan yang saya jalani telah memengaruhi kesehatan mental saya dan cara kerja otak saya," ucapnya.
Hanya dalam tujuh hari menerapkan pola makan vegan, Martin merasa suasana hatinya bertambah positif.
Ia juga merasa penuh energi, lebih fokus pada masa kini (mindfulness), dan lebih mampu mengendalikan pikiran serta perilakunya.
Apa yang dirasakan oleh Martin juga dialami oleh wanita bernama Jane Green. Saat berusia 14 tahun ia terdiagnosis mengalami pannick attack.
Baca juga: Sering Lupa dan Bingung Bisa Jadi Tanda Depresi, Kok Bisa?
Setelah bertahun-tahun berjuang dengan gangguan mental yang dialaminya, ia bertemu dengan ahli gizi Autumn Bates yang berhasil membawa perubahan besar dalam hidupnya, tepat saat ia berusia 23 tahun.
Bates yang berprofesi sebagai ahli nutrisi juga pernah berjuang megalahkan gangguan kecemasan. Ia menang berkat mengatur kembali pola makan yang dijalaninya.
Alhasil, Bates menyarankan Green untuk melakukan hal yang sama, yakni mengubah pola makannya agar merasa lebih baik.
Bates menyarankan agar Green menghindari makanan tinggi gula, memperbanyak asupan lemak sehat, dan memperbanyak konsumsi sayuran.
Green pun melakukan apa yang disarankan oleh Bates. Kabar baik itu pun terjadi. Hanya dalam hitungan Hari, Green pun merasakan perubahan positif dalam hidupnya.
"Tiga hari pertama memang terasa sulit tapi hanya dalam sekejap, aku merasa sangat berenergi dan suasana hati kembali positif," ucap Green, dalam sebuah wawancara dengan laman Healthline.
Tak hanya itu, Green juga merasakan gejala kecemasan yang dialamina tak lagi datang. Ia juga tak lagi mengonsumsi antidepresan.
"Sejak mengubah pola makan dan gaya hidup, saya tak lagi menggunakan antidepresan dan serangan kecemasan tak lagi datang selama berbulan-bulan," ucap Green.
Apa yang dialami oleh mereka bukan sekadar mitos atau omong kosong belaka. Dalam sebuah laman Vegan Life Mag, ahli nutrisi Rose Glover juga membagikan penelitiannya mengenai kaitan antara makanan dan gangguan kecemasan atau stres.
Saat stres atau cemas, orang-orang biasanya akan memilih makanan menenangkan seperti karbohidrat olahan (misalnya, pizza dan burger) dan makanan tinggi gula.
Jenis makanan tersebut memang melepaskan molekul serotonin yang mendorong rasa bahagia.
"Namun, hal itu hanya bersifat sementara dan justru memicu ketidakseimbangan gula darah yang bisa memperburuk kecemasan dan gangguan suasana hati," ucap Glover.
Untuk mengatasi hal itu, Glover menyarankan kita agar memilih konsumsi kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Baca juga: Tak Hanya Ganggu PIkiran, Kecemasan Juga Sebabkan Gangguan Fisik
Menurutnya, kacang-kacangan mampu meredakan kecemasan dan depresi karena kandungan seng yang tinggi.
"Seng memainkan peran penting dalam cara otak dan tubuh merespon stres," ucap dia.
Selain itu, memperbanyak konsumsi sayuran hijau juga membantu menenangkan sistem saraf dan mengatur respon stres.
Sayuran hijau juga sumber vitamin B yang baik untuk membantu manajemen kecemasan.
"Pastikan Anda mengonsumsi minimal satu porsi sayuran setiap hari," saran Gloover.
Biji-bijian utuh, seperti gandum dan quinoa, juga kaya akan magnesium dan vitamin B. Nutrisi tersebut sangat membantu otak agar rileks, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kualitas tidur.
Riset 2017 juga membuktikan memperbanyak konsumsi buah, sayur, kacang, dan biji-bijian, juga membantu pemulihan depresi dan kecemasan.
Makanan yang kaya asam lemak omega 3, seperti yang ada dalam kenari, kedelai, alpukat, dan bluberry, juga memiliki manfaat yang sama.
Sementara itu, makanan tinggi gula bisa menurunkan protein yang disebut faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF). Jenis protein tersebut terlibat dalam perkembangan depresi dan kecemasan.
Itu sebabnya, kita juga disarankan untuk menghindari makanan tinggi gula demi kesehatan mental yang lebih baik.
Baca juga: Kabar Bahagia, 6 Makanan Ini Bantu Redakan Anxiety
Apa yang kita makan memang turut menentukan kondisi mental kita.
Pasalnya, mikroorganisme di usus kita dapat berkomunikasi dengan otak dan beberapa sistem yang dapat berperan dalam depresi dan kecemasan, sedangkan komposisi mikrobiota usus juga dipengaruhi oleh nutrisi.
Jadi, tak ada salahnya kita mulai mencoba mengubah pola makan demi kesehatan mental kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.