KOMPAS.com - Memelihara kucing memang bisa membantu meredakan stres.
Sayangnya, hewan berbulu kesayangan itu bisa saja mencakar atau menggigit kita sewaktu-waktu.
Gigi dan kukunya yang tajam bisa saja membuat kulit kita terluka. Bahkan, cakaran atau gigitan kucing bisa membuat kita terinfeksi.
Meski sudah mendapatkan vaksinasi, gigitan atau cakaran kucing peliharaan masih bisa memicu infeksi.
Infeksi tersebut juga berpotensi mengakibatkan komplikasi, terutama bagi penderita diabetes atau yang memiliki sistem imunitas rendah.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Otot Usai Berolahraga
Kucing bisa membuat kita rentan mengalami infeksi, khususnya bakteri staphylococcus aureus, campylobacteriosis, atau pasteurella.
Staphylococcus aureus umumnya ditemukan pada kulit manusia dan hewan dan menyebar antara manusia dan hewan melalui sentuhan.
Sedangkan bakteri campylobacteriosis bisa menular melalui paparan kotoran kucing yang terinfeksi atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi.
Infeksi campylobacteriosis bisa mengakibatkan kram perut, demam, mual, dan diare.
Sementara itu, infeksi bakteri pasteurella bisa menular lewat gigitan atau cakaran kucing. Gejala awal infeksi bisa muncul hanya dalam hitungan jam.
Baca juga: 4 Cara Atasi Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.