Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Asam Urat Lebih Mungkin Serang Pria

Kompas.com - 10/10/2020, 19:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyakit gout atau asam urat adalah penyakit yang identic dengan gejala nyeri sendi, terutama di bagian jempol kaki.

Nyeri sendi ini disebabkan oleh tusukan kristal-kristal tajam yang terbentuk akibat penumpukan zat asam urat.

Jika kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, maka zat ini akan masuk ke organ-organ tubuh, khususnya sendi dan membentuk kristal.

Baca juga: 14 Makanan Penurun Asam Urat yang Baik Dikonsumsi

Selain jempol kaki, nyeri sendi akibat asam urat biasanya dapat timbul di pergelangan kaki, dan kadang-kadang di sendi lutut, tangan, siku, atau bahu.

Alasan asam urat lebih sering dialami pria daripada wanita

Di banding wanita, pria ternyata lebih mungkin mengembangkan penyakit asam urat.

Jika asam urat menyerang wanita, maka pada umumnya wanita yang menderita penyakit tersebut adalah sudah menopause.

Melansir Buku Asam Urat: Benarkah Hanya Menyerang Laki-laki? (2009) oleh dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR, penyakit asam urat lebih banyak dialami pria ketimbang wanita karena pria tidak mempunyai kadar hormon estrogen yang tinggi di dalam darahnya.

Hal itu membuat asam urat pada pria lebih sulit dikeluarkan melalui kencing dan risikonya adalah kadar asam urat darahnya bisa menjadi tinggi.

Pada wanita yang belum menopause, maka kadar hormon estrogen dalam darahnya cukup tinggi.

Hormon ini dapat membantu pengeluaran asam urat darah melalui kencing, sehingga kadar asam urat wanita yang belum menopause pada umumnya normal.

Baca juga: 4 Tahapan Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Jika didapati ada wanita yang belum menopause tapi mengalami penyakit asam urat, kemungkinan ada kondisi lain yang telah memicunya.

Misalnya, wanita muda yang kedua indung telurnya sudah diangkat (dioperasi dan dikeluarkan dari tubuh), maka sebaiknya rajin-rajin memeriksa kadar asam urat darahnya.

Pasalnya, bisa jadi kadar asam urat darahnya cepat meninggi karena pengaruh kadar hormon estrogen yang rendah setelah dilakukan pengangkatan kedua indung telur.

Prosedur operasi pengangkatan indung telur (ooforektomi) adalah tindakan medis yang bisa saja dijalani wanita karena kondisi tertentu.

Beberapa kondisi yang memerlukan operasi ooforektomi, yakni:

  • Kanker ovarium
  • Abses tubo ovarium, yakni adanya kantung berisi nanah pada tuba fallopi dan ovarium
  • Endometriosis
  • Tumor atau kista ovarium jinak yang tidak menyebabkan kanker
  • Torsi ovarium (ovarium terpelintir)
  • Menurunkan risiko kehamilan di luar kandungan (ektopik)
  • Menurunkan risiko kanker ovarium dan kanker payudara pada wanita yang berisiko tinggi alami penyakit berbahaya ini

Baca juga: 8 Penyebab Asam Urat Selain Konsumsi Makanan Tinggi Purin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau