Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Sering Diare pada Malam Hari yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 17/10/2020, 21:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sering mengalami diare pada malam hari bisa jadi sangat menyebalkan.

Pasalnya, kondisi itu dapat mengganggu aktivitas tidur dan memengaruhi kualitas hidup.

Diare sendiri adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar (BAB) dengan kondisi tinja encer.

Kondisi ini bisa terjadi secara akut berlangsung selama beberapa hari atau bisa menjadi kronis dan berlanjut selama 4 minggu atau lebih.

Baca juga: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

Penyebab sering diare pada malam hari

Pada dasarnya, diare ringan sampai berat dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Infeksi, termasuk yang disebabkan oleh virus atau bakteri
  • Efek samping obat-obatan
  • Makanan
  • Alergi

Anda pun bisa mengalami diare pada malam hari karena salah satu penyebab tersebut.

Tetapi, jika disebabkan oleh salah satu dari faktor tersebut, kecil kemungkinan Anda akan mengalami diare pada dalam waktu yang lama.

Diare pada malam hari yang terjadi secara kronis kemungkinan merupakan tanda dari kondisi yang lebih serius.

Kondisi ini bahkan dapat membantu dokter membuat diagnosis.

Baca juga: 14 Makanan Pelancar BAB untuk Mengatasi Sembelit

Berikut ini adalah beberapa kondisi kesehatan yang dapat menjadi penyebab sering diare pada malam hari atau diare pada malam kronis:

 

1. Diare sekretoris

Melansir Medical News Today, diare sekretorik terjadi ketika usus tidak dapat menyerap elektrolit dengan baik.

Kondisi ini adalah penyebab umum diare akut dan kronis.

Diare sekretoris dapat terjadi akibat:

  • Alkoholisme atau gangguan penggunaan alkohol
  • Racun bakteri
  • Efek samping obat-obatan
  • Operasi usus
  • Masalah kesehatan lain yang mengganggu fungsi usus

Baca juga: Sering Diare di Pagi Hari: Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati

2. Sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan fungsional, yang berarti saluran pencernaan tampak teratur tetapi tidak berfungsi dengan baik.

Gejala IBS antara lain meliputi:

  • Perut kembung dan begah
  • Diare
  • Sembelit
  • Lendir di tinja
  • Sakit perut dan kram

Namun, ketimbang mengalami diare pada malam hari, kebanyakan orang dengan IBS lebih sering mendapati tinja encer pada siang hari, terutama setelah makan.

Diare pada malam hari dianggap sebagai "gejala alarm" pada orang dengan IBS. Ini berarti membutuhkan perhatian medis segera.

Gejala alarm IBS lainnya termasuk:

  • Keluar darah saat BAB
  • Nyeri progresif
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

3. Penyakit radang usus

Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) mengacu pada beberapa kondisi kronis yang menyebabkan radang saluran cerna.

Baca juga: 8 Gejala Usus Buntu dan Cara Membedakan dengan Penyakit Lain

IBD menyebabkan peradangan, tidak seperti IBS.

Ini juga menyebabkan perubahan pada usus yang dapat meningkatkan risiko kanker usus.

Beberapa orang dengan IBD mengalami diare pada malam hari dan siang hari.

Gejala IBD lainnya termasuk:

  • Darah atau lendir di tinja
  • Sering merasa kelelahan
  • Demam
  • Kehilangan selera makan
  • Mual
  • Nyeri saat BAB
  • Mengalami sakit perut atau kram perut
  • Muntah
  • Penurunan berat badan

Baca juga: Usus Buntu: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Penyebab pasti IBD tidak diketahui, meskipun faktor risiko termasuk memiliki riwayat keluarga dengan kondisi usus, menjadi perokok, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Kebanyakan orang dengan IBD didiagnosis sebelum usia 30 tahun.

4. Kolitis mikroskopis

Kolitis mikroskopis menyebabkan radang usus besar dan menyebabkan diare persisten.

Peradangan yang terkait dengan kondisi ini hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Kelompok lansia lebih sering terkena kolitis mikroskopis, tetapi siapa pun yang terus mengalami diare pada malam hari, bahkan saat berpuasa harus diuji untuk kondisi ini.

Gejala kolitis mikroskopis lainnya termasuk:

  • Inkontinensia tinja atau tubuh tak mampu mengendalikan BAB
  • Mual
  • Sakit perut dan kram
  • Penurunan berat badan

Penyebab kolitis mikroskopis tidak diketahui secara pasti, tetapi mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid selama 6 bulan atau lebih dapat meningkatkan risiko pengembangannya.

Baca juga: 9 Macam Gangguan Pencernaan dan Cara Mengobatinya

5. Diabetes

Melansir Health Line, orang dengan diabetes yang tidak terkontrol dan ketergantungan insulin berisiko sering mengalami diare pada malam hari.

Ini juga dapat memengaruhi orang-orang dengan kerusakan saraf yang disebabkan oleh diabetes, yang dikenal sebagai neuropati diabetik.

Gejala diabetes yang patut diwaspadai, meliputi:

  • Penglihatan kabur
  • Kelelahan dan mudah tersinggung
  • Infeksi yang sering terjadi
  • Kelaparan meningkat
  • Rasa haus meningkat
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan secara pasti
  • Penyembuhan luka yang lambat
  • Frekuensi kencing meningkat

Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat

Penyebab diabetes bervariasi dan tergantung pada jenisnya.

Diabetes tipe 1 dikaitkan dengan sistem kekebalan yang terlalu aktif, sedangkan tipe 2 terjadi ketika sel menjadi resisten terhadap insulin.

Sedangkan, diabetes gestasional memengaruhi beberapa orang selama kehamilan.

Anda perlu ke dokter jika mencurigai penyebab diare pada malam hari yang dialami adalah kondisi medis lain.

Dokter mungkin akan meresepkan atau merekomendasikan obat-obatan tertentu untuk mengobati diare kronis, termasuk terapi antidiare atau antibiotik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com