Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/11/2020, 16:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ada banyak hal yang bisa menyebabkan gusi berdarah.

Gusi berdarah sesekali dapat disebabkan oleh menggosok gigi yang terlalu kuat atau menggunakan gigi palsu yang tidak terpasang dengan benar.

Sementara, pendarahan gusi yang sering dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius.

Baca juga: Cara Menghilangkan Karang Gigi, Bisakah Dilakukan Sendiri?

Berikut ini adalah beragam kondisi yang dapat menjadi penyebab gusi berdarah untuk diwaspadai:

1. Gingivitis

Gingivitis adalah tahap pertama dari penyakit gusi.

Melansir Health Line, gejala gingivitis di antaranya dapat berupa:

  • Gusi bengkak
  • Gusi terasa lunak ketika disentuh
  • Nyeri di mulut dan di sekitar gusi
  • Gusi berdarah

Gingivitis terjadi ketika plak di sepanjang garis gusi tidak diangkat dengan benar dan menempel terlalu lama.

Plak mengacu pada kotoran dan bakteri yang menempel di gigi.

Jika plak tidak dihilangkan, dapat mengeras menjadi karang gigi (kalkulus), yang akan meningkatkan perdarahan.

Penumpukan plak di dekat gusi juga bisa menyebabkan gingivitis atau radang gusi.

Pada tahap awal ini, gingivitis dapat dihentikan dan disembuhkan sebelum berubah menjadi penyakit gusi yang lebih serius.

Cegah atau hentikan gusi berdarah yang disebabkan oleh gingivitis dengan perawatan mulut yang tepat.

Bagaimana caranya? Sikat dan lakukan flossing secara teratur serta jangan lupa kontrol rutin ke dokter 6 bulan sekali.

Baca juga: 6 Bahaya Karang Gigi Jika Dibiarkan Menumpuk

2. Penyakit periodontitis

Penyakit periodontal (periodontitis) dapat terjadi saat gingivitis menjadi parah.

Penyakit periodontal adalah infeksi pada gusi, tulang rahang, dan jaringan pendukung yang menghubungkan gigi dan gusi.

Selain gusi berdarah, periodontitis dapat menyebabkan gigi kendor atau rontok.

Untuk mengatasi gusi berdarah akibat periodontitis, perlu dilakukan penanganan pada faktor penyebabnya.

Pada kasus periodontitis yang belum parah, metode pengobatan yang dapat dilakukan dokter meliputi:

  • Scaling untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian bawah gusi
  • Root planing untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan karang gigi lebih lanjut
  • Pemberian antibiotik (bisa dalam bentuk minum, obat kumur atau gel) untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi
  • Pencabutan gigi yang terdampak agar tidak semakin parah dan menyerang gigi di sekitarnya

Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini Pentingnya Merawat Gigi Susu pada Anak

3. Kekurangan vitamin

Kekurangan vitamin C dan vitamin K juga bisa menyebabkan gusi mudah berdarah.

Minta dokter untuk memeriksa kadar vitamin C dan K jika Anda mengalami gusi berdarah yang bukan disebabkan oleh perawatan gigi yang tidak tepat.

Selain itu, ikuti diet yang mengandung kedua nutrisi untuk memastikan Anda mendapatkan vitamin yang Anda butuhkan agar tetap sehat.

Makanan yang kaya vitamin C, meliputi:

  • Buah jeruk dan jus
  • Brokoli
  • Stroberi
  • Tomat
  • Paprika

Sedangkan, makanan yang kaya vitamin K meliputi:

  • Selada air
  • Kubis
  • Bayam
  • Swiss chard
  • Selada
  • Sawi hijau
  • Kedelai
  • Minyak zaitun

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

4. Efek samping pengobatan

Penyebab lain dari gusi berdarah adalah obat pengencer darah.

Melansir laman Delta Dental Obat pengencer darah dapat menurunkan kemampuan darah untuk menggumpal, menyebabkan pendarahan lebih mudah, termasuk di garis gusi.

Jika Anda mencurigai penyebab gusi berdarah adalah karena konsumsi obat ini, beri tahu dokter. Ini bisa membantu dokter gigi mengidentifikasi penyebab gusi berdarah dan masalah mulut lainnya.

Sebagai solusi, dokter gigi akan mungkin merekomendasikan perawatan mulut yang berbeda untuk membantu meminimalkan atau menghentikan pendarahan gusi yang disebabkan oleh pengobatan.

5. Rutinitas flossing baru

Jika gusi Anda berdarah setelah flossing, padahal sebelumnya tidak pernah berdarah, flossing itu sendiri bisa menjadi penyebabnya.

Misalnya, jika Anda baru melakukan flossing lagi setelah beberapa hari tidak membersihkan gigi dengan benang atau meningkatkan frekuensi flossing per minggu, Anda bisa saja melihat perdarahan gusi ringan.

Pendarahan gusi ini pada umumnya akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa kali dilakukan flossing.

Apabila gusi Anda sering berdarah atau berdarah setiap kali membersihkan gigi dengan benang, alangkah baiknya segera kunjungi dokter gigi.

Baca juga: 8 Tips Mengatasi Bau Mulut yang Sering Timbul Saat Puasa

6. Penggunaan sikat gigi baru

Sikat gigi jenis baru juga bisa menyebabkan gusi berdarah.

Jika Anda beralih dari bulu lembut ke bulu bulu keras, terkadang pendarahan adalah cara gusi Anda untuk menyuruh Anda memilih sikat gigi yang tepat.

Kebanyakan dokter gigi merekomendasikan sikat gigi berbulu lembut, terutama karena lebih mudah membersihkan gusi.

Jadi, jika gusi Anda berdarah karena sikat gigi berbulu keras, perhatikan peringatan itu.

Setelah beralih kembali ke bulu lembut, pendarahan di sepanjang garis gusi akan berhenti dalam beberapa sesi penyikatan.

7. Gingivitis kehamilan

Peningkatan hormon selama kehamilan bisa menyebabkan peningkatan aliran darah ke gusi wanita, membuatnya sangat sensitif terhadap plak dan bakteri.

Hal ini pada gilirannya sering menyebabkan nyeri pada gusi dan perdarahan gusi saat menyikat.

Gingivitis kehamilan dan perdarahan gusi terkait, biasanya berhenti segera setelah kehamilan.

Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?

8. Kebiasaan kebersihan mulut yang buruk

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa gusi yang sehat bisa saja menjadi berdarah dan terasa sakit hanya karena satu hari tidak dilakukan perawatan mulut yang tepat. 

Cegah atau hentikan gusi berdarah ini dengan menjaga kebiasaan kebersihan mulut secara rutin.

Sikat selama dua menit, dua kali sehari, dan lakukan flossing setiap hari untuk mencegah plak dan mencegah gusi bengkak atau berdarah.

9. Pola makan yang buruk

Beberapa bahan dalam makanan olahan dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan perdarahan gusi ringan.

Sebagai solusi untuk mengatasi persoalan gigi berdarah ini, pilihlah makanan alternatif yang lebih sehat.

Buah-buahan dan sayuran, bersama dengan kalsium, vitamin C, vitamin D, dan magnesium merupakan komponen penting dari kesehatan mulut.

Pastikan Anda mendapatkan tunjangan harian yang direkomendasikan untuk nutrisi ini.

Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi

10. Stres

Hidup dalam keadaan gelisah dan kecemasan yang terus-menerus membahayakan sistem kekebalan Anda, membuatnya lebih sulit untuk menangkal sejumlah masalah, termasuk gusi berdarah dan penyakit gusi.

Stres juga bisa menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Ini memecah jaringan lunak di mulut Anda, yang selanjutnya memperlambat proses penyembuhan gusi berdarah.

Coba kurangi tingkat stres Anda jika memungkinkan.

11. Gigitan tidak sejajar

Jika gigi Anda tidak sejajar, Anda dapat mengembangkan "penyakit gigitan" yang merupakan penyebab lain dari gusi berdarah.

Jika gigi Anda tidak sejajar, tekanan bisa diterapkan ke tempat yang salah saat Anda menggigit atau menggemeretakkan gigi.

Kekuatan destruktif ini memengaruhi gigi Anda, serta jaringan dan tulang pendukung.

Jika Anda menekan berulang kali di satu tempat, gusi akan menyusut dan tulang menjadi rusak, menciptakan tempat utama untuk penyakit gusi dan gusi berdarah.

Bicaralah dengan dokter gigi Anda tentang solusi untuk gigitan yang tidak seimbang.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

12. Merokok 

Baik merokok maupun vaping dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mulut, termasuk gusi sensitif, sakit, dan berdarah.

Begitu gusi mulai berdarah, bakteri berbahaya yang terperangkap di antara gigi dan garis gusi bisa masuk ke aliran darah, menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

Jika Anda khawatir tentang bagaimana merokok atau vaping memengaruhi kesehatan mulut Anda, bicarakan dengan dokter gigi atau dokter umum tentang alternatif atau program untuk membantu Anda berhenti melakukan kebiasana buruk itu.

13. Diabetes

Melansir WebMD, gusi berdarah atau bengkak bisa menjadi tanda peringatan diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.

Saat Anda mengidap penyakit ini, mulut Anda tidak kuat melawan kuman, jadi Anda lebih mungkin terkena infeksi seperti penyakit gusi.

Kadar gula darah yang tinggi bersamaan dengan diabetes membuat tubuh Anda lebih sulit sembuh, yang dapat memperburuk penyakit gusi.

Untuk mengatasi gusi berdarah akibat diabates, tentu diperlukan penanganan pada faktor penyebabnya.

Secara umum pengobatan diabetes memerlukan perbaikan gaya hidup dan obat-obatan medis.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

14. Leukemia

Gusi berdarah bisa menjadi tanda leukemia, sejenis kanker.

Trombosit darah Anda membantu tubuh Anda menghentikan pendarahan.

Jika Anda menderita leukemia, jumlah trombosit Anda rendah. Kondisi ini bisa membuat Anda lebih sulit menghentikan pendarahan di berbagai bagian tubuh Anda, termasuk gusi.

Pengobatan leukemia perlu campur tangan medis.

Beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi leukemia di antaranya yakni:

  • Kemoterapi
  • Terapi imun atau imunoterapi
  • Terapi target dengan penggunaan obat-obatan untuk menghambat produksi protein yang digunakan sel kanker untuk berkembang
  • Radioterapi
  • Transplantasi sumsum tulang

Baca juga: Leukemia (Kanker Darah): Gejala, Penyebab, Jenis, Pengobatan

15. Trombositopenia

Jika gusi Anda berdarah saat Anda menyikat gigi dan tidak berhenti dengan sendirinya, gusi Anda mungkin teriritasi atau Anda bisa jadi mengalami trombositopenia.

Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah atau di bawah nilai normal.

Jika Anda mengidap trombositopenia, tubuh Anda tidak memiliki cukup trombosit yang diperlukan untuk membentuk bekuan darah.

Hal itu dapat menyebabkan terlalu banyak pendarahan di berbagai bagian tubuh, termasuk gusi.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi trombositopenia, yakni:

  • Penggunaan steroid dengan tujuan menghentikan sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan platelet
  • Transfusi darah
  • Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan jumlah platelet penderita
  • Operasi pengangkatan organ limpa

Baca juga: Kurang Darah: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

16. Penyakit hemofilia

Jika Anda mengalami gusi berdarah atau pendarahan hebat saat Anda mengalami luka kecil atau perawatan gigi, itu mungkin merupakan tanda kelainan seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand.

Dengan kondisi ini, darah Anda tidak menggumpal dengan baik, sehingga Anda mungkin mengalami gusi berdarah.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hemofilia, yakni dengan pemberian suntikan faktor pembekuan darah.

17. HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Melansir Medical News Today, HIV adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang.

Salah satu bagian tubuh yang mungkin terdampak HIV adalah mulut. Itu sebabnya orang dengan HIV biasanya selalu memiliki masalah pada mulut, termasuk gusi berdarah.

Penderita HIV punya sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga mudah terluka ataupun berdarah.

Untuk mengatasi gusi berdarah akibat HIV, tentu diperlukan penanganan pada faktor penyebabnya.

Tapi, seperti diketahui, hingga sekarang ini, belum ada obat untuk menyembuhkan HIV.

Hanya tersedia obat yang dapat memperlambat perkembangan virus, yakni disebut antiretroviral (ARV).

Baca juga: 4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau