Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Toxic Relationship, Tanda Hubungan Sudah Tak Sehat

Kompas.com - 27/11/2020, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Membangun hubungan harmonis dengan orang lain membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak.

Lumrah apabila suatu hubungan sesekali menemui batu sandungan berupa perkelahian atau tidak sepakat pada suatu hal.

Namun, ada kalanya hubungan bermasalah membuat salah satu pihak merasa tertekan dan terancam.

Kondisi tersebut bisa jadi tanda hubungan beracun atau toxic relationship.

Baca juga: Apa itu Self Love?

Toxic relationship adalah hubungan yang membuat salah satu pihak merasa tidak didukung, direndahkan, atau diserang.

Bentuk tindakan negatif yang bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang ini bisa serangan secara fisik, psikologis, atau emosional.

Hubungan toksik bisa dialami pasangan, antarteman, rekan kerja, sampai keluarga.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu toxic relationship dan ciri-cirinya.

Baca juga: Apa itu Cemburu?

Arti toxic relationship

Dilansir dari Time, ahli komunikasi dan psikologi yang berbasis di California AS, Dr Lillian Glass, kali pertama memperkenalkan istilah "toxic" lewat bukunya bertajuk Toxic People pada 1995.

Ia menyebut toxic relationship artinya hubungan yang bersifat merusak karena konflik, tidak saling mendukung, muncul persaingan, sampai hilangnya rasa hormat dan kekompakan.

Glass tidak memungkiri bahwa setiap hubungan niscaya mengalami pasang surut. Namun, pasang surutnya hubungan tersebut berbeda dari toxic relationship.

Hubungan dikatakan toksik apabila sisi negatifnya berkepanjangan sampai menguras energi.

Menurut Glass, penyebab toxic relationship bisa beragam, tergantung latar belakang dan kondisi seseorang.

Perilaku toksik bisa dilatari masalah kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau trauma.

Hubungan beracun juga bisa timbul karena ketimpangan kepribadian pasangan. Misal, orang yang berwatak keras dan suka mengontrol berhadapan dengan orang tipe suka mengalah.

Dilansir dari Verywell Mind, toxic relationship juga bisa muncul secara bertahap apabila salah satu pihak terus-menerus egois, tidak sopan, menuntut, dan bersikap negatif lainnya.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi

Ciri-ciri toxic relationship

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Hubungan toksik terkadang tidak hanya ditandai dengan perilaku dan omongan kasar semata.

Isyaratnya terkadang bisa samar lewat kata atau tindakan sehari-hari yang kerap tidak disadari. Berikut beberapa cciri toxic relationship yang dirasakan seseorang dan perlu diwaspadai:

  • Merasa sudah berjuang sampai energi terkuras, tetapi tidak dihargai
  • Harga diri lambat laun menurun
  • Merasa tidak didukung, kerap direndahkan, diserang, atau salah paham
  • Komunikasi sering berakhir dengan cekcok, lelah akut, atau meninggalkan rasa tertekan
  • Muncul keinginan untuk balas dendam karena tindakan tidak menyenangkan
  • Setiap saat khawatir karena tidak ingin diserang jadi harus ekstrahati-hati
  • Kerap perlu usaha mati-matian sampai mencurahkan banyak waktu dan tenaga untuk menghibur salah satu pihak
  • Segala sesuatu yang dilakukan salah

Baca juga: Apa Itu Me Time dan Arti Pentingnya bagi Kesehatan Mental?

Apabila Anda mengalami ciri-ciri toxic relationship di atas, segera keluar dan cari solusinya.

Dapatkan bantuan orang terdekat atau orang yang tepercaya, apalagi jika hubungan toksik sampai mengancam fisik dan keselamatan.

Toxic relationship yang tidak segera ditangani lambat laun merusak kesehatan mental dan fisik seseorang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com