KOMPAS.com – Nyeri panggul adalah nyeri yang muncul di bagian bawah perut, antara pusar dan selangkangan.
Kondisi ini sangat umum terjadi baik pada pria maupun wanita.
Namun, dibandingkan pria, wanita cenderung lebih mungkin mengalami keluhan ini.
Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Pada wanita, nyeri panggul bisa jadi merupakan tanda kram menstruasi, ovulasi, atau masalah gastrointestinal, seperti intoleransi makanan.
Tapi, nyeri panggul juga bsia berkembang karena masalah yang lebih serius.
Terkadang, nyeri panggul merupakan indikator adanya infeksi atau masalah pada sistem reproduksi maupun organ lain di area tersebut.
Jika demikian, seorang wanita mungkin perlu pergi ke dokter.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab nyeri panggul pada wanita:
1. Nyeri haid
Nyeri haid adalah penyebab umum nyeri panggul pada wanita.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), dari semua gangguan menstruasi, wanita paling sering melaporkan mengalami rasa sakit di panggul.
Lebih dari separuh wanita yang mengalami menstruasi akan mengalami rasa sakit setidaknya selama 1-2 hari setiap siklus.
Nyeri atau kram menstruasi biasanya akan terjadi segera sebelum seorang wanita memulai menstruasi, karena rahim berkontraksi dan melepaskan lapisannya.
Nyeri mungkin terasa mirip dengan kejang otot atau nyeri menusuk.
Baca juga: Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya
Menggunakan bantalan panas yang hangat dapat meredakan sensasi nyeri panggul.
Obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen (Advil) dan naproxen (Aleve) juga dapat membantu meredakan nyeri.
Dalam kasus nyeri hebat akibat menstruasi, dokter dapat merekomendasikan obat lain.
2. Ovulasi
Melansir Medical News Today, jika seorang wanita merasakan sensasi nyeri di satu sisi panggulnya di tengah siklus menstruasi, mereka mungkin mengalami mittelschmerz.
Dokter menggunakan kata berbahasa Jerman ini untuk menggambarkan ovulasi yang menyakitkan.
Saat seorang wanita berovulasi, ovarium melepaskan sel telur, bersama dengan beberapa cairan lainnya.
Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?
Telur kemudian akan berjalan ke tuba falopi dan masuk ke dalam rahim.
Cairan yang dikeluarkan oleh ovarium dapat menyebar ke dalam area panggul, terkadang menyebabkan iritasi pada panggul dan menyebabkan nyeri.
Ketidaknyamanan ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau jam, dan dapat berpindah sisi tubuh, tergantung ovarium mana yang melepaskan sel telur.
Rasa sakitnya bersifat sementara dan tidak memerlukan perawatan khusus.
3. Interstitial cystitis
Mungkin juga seorang wanita mengalami peradangan kandung kemih yang tidak diketahui penyebabnya.
Istilah medis untuk ini adalah interstitial cystitis, dan dokter saat ini tidak yakin mengapa hal itu bisa terjadi.
Interstitial cystitis dapat menyebabkan nyeri panggul dan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan nyeri saat berhubungan seks.
Perawatan sering kali melibatkan pengelolaan gejala sebaik mungkin.
Baca juga: Berapa Usia Ideal untuk Hamil?
4. Sistitis atau infeksi saluran kemih
Cystitis atau sistitis mengacu pada peradangan di kandung kemih karena infeksi bakteri.
Sistitis terjadi karena bakteri vagina, rektal, atau kulit dapat masuk ke uretra dan menuju ke kandung kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu yang dapat terjadi di mana saja di dalam sistem, sedangkan sistitis hanya terjadi di kandung kemih.
Kedua kondisi tersebut umum terjadi pada wanita.
Infeksi ini terkadang akan sembuh dengan sendirinya, tetapi antibiotik jangka pendek biasanya akan mengobati sistitis dan ISK lainnya.
5. Penyakit menular seksual (PMS)
Nyeri panggul mungkin mengindikasikan adanya infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia.
Baca juga: 12 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diwaspadai
PMS terjadi pada orang yang aktif secara seksual.