KOMPAS.com - Hiperventilasi adalah kondisi medis di mana Anda bernapas dengan sangat cepat.
Pernapasan yang sehat terjadi dengan keseimbangan yang sehat antara menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida.
Melansir Health Line, saat hiperventilasi terjadi, penderitanya akan lebih banyak menghembuskan napas daripada menghirup napas.
Baca juga: 25 Penyebab Hidung Tersumbat dan Cara Mengatasinya
Kondisi ini dapat menyebabkan pengurangan karbon dioksida dengan cepat di dalam tubuh.
Kadar karbon dioksida yang rendah menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Penurunan suplai darah ke otak ini kemudian bisa menyebabkan gejala seperti pusing dan kesemutan di jari.
Sementara, hiperventilasi yang parah dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Bagi sebagian orang, hiperventilasi jarang terjadi. Ini hanya terjadi sebagai respons panik sesekali terhadap rasa takut, stres, atau fobia.
Bagi yang lain, kondisi ini terjadi sebagai respons terhadap keadaan emosional, seperti depresi, kecemasan, atau kemarahan.
Jika hiperventilasi sering terjadi, itu dikenal sebagai sindrom hiperventilasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.