Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Penyebab Retensi Air dalam Tubuh yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 17/02/2021, 12:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Jika kapiler tidak dapat menyerap kembali cairan, cairan akan tetap berada di jaringan, menyebabkan pembengkakan dan retensi air.

Beberapa orang mengalami edema jenis ini karena mereka memiliki kondisi langka yang disebut systemic capillary leak syndrome (SCLS)

2. Gagal jantung kongestif

Tindakan pemompaan jantung membantu menjaga tekanan normal di dalam pembuluh darah.

Jika jantung seseorang berhenti bekerja secara efektif, tekanan darahnya akan berubah. Retensi cairan bisa timbul dari kondisi ini.

Mungkin ada pembengkakan di tungkai, kaki, dan pergelangan kaki, serta cairan di paru-paru, yang dapat menyebabkan batuk atau kesulitan bernapas jangka panjang.

Akhirnya, gagal jantung kongestif dapat menyebabkan masalah pernapasan dan stres pada jantung. Oleh karena itu dapat mengancam nyawa.

Baca juga: 7 Gejala Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai

3. Masalah pada sistem limfatik

Sistem limfatik membawa getah bening ke seluruh tubuh.

Getah bening adalah cairan yang mengandung sel darah putih. Ini membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

Saat sistem limfatik mengirimkan dan menyerap kembali cairan limfatik, ini juga membantu tubuh menjaga keseimbangan cairan.

Jika suatu masalah menghalangi sistem limfatik bekerja dengan baik, cairan dapat mulai menumpuk di sekitar jaringan. Kondisi ini pun bisa menyebabkan pembengkakan di berbagai bagian tubuh, termasuk perut, pergelangan kaki, tungkai, dan kaki.

Kanker, infeksi, dan penyumbatan semuanya dapat menyebabkan masalah pada sistem ini.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

4. Masalah ginjal

Ginjal bertugas menyaring darah dan membantu menjaga kadar cairan dalam tubuh.

Limbah, cairan, dan zat lain masuk ke tubulus kecil di ginjal, yang bertindak sebagai filter.

Aliran darah menyerap kembali apa pun yang dapat digunakan kembali oleh tubuh dan membuang limbah dalam urine.

Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, organ ini tidak dapat membuang bahan limbah, termasuk cairan dan natrium. Cairan pun kemudan akan tetap tinggal di dalam tubuh.

Orang dengan penyakit ginjal kronis misalnya, mungkin mengalami pembengkakan di tungkai bawah, tangan, atau wajah.

5. Kehamilan

Selama kehamilan, tubuh menahan lebih banyak air dari biasanya, dan ini dapat menyebabkan pembengkakan di tungkai bawah, terutama saat cuaca panas atau setelah berdiri dalam waktu yang lama.

Perubahan hormonal dan membawa beban ekstra di perut juga bisa berkontribusi untuk retensi air.

Kondisi ini biasanya tidak berbahaya, dan sebagian besar dapat atau akan hilang setelah melahirkan.

Namun, jika pembengkakan tiba-tiba menjadi lebih parah, itu mungkin merupakan tanda preeklamsia.

Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?

Preeklamsia adalah jenis tekanan darah tinggi yang dapat membahayakan ibu dan janin.

Siapa pun yang mengalami sakit kepala, muntah, nyeri di bawah tulang rusuk, atau masalah penglihatan bersama dengan pembengkakan yang meningkat selama kehamilan harus segera mencari perhatian medis.

6. Gaya hidup kurang bergerak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com