Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti:
Jika infeksi HIV berkembang menjadi AIDS, tubuh menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik.
Baca juga: 4 Cara Penularan HIV/AIDS dan Efektivitasnya
AIDS menempatkan Anda pada peningkatan risiko banyak infeksi, termasuk virus herpes yang disebut cytomegalovirus. Ini dapat menyebabkan masalah pada mata, paru-paru, dan saluran pencernaan Anda.
Sarkoma kaposi, kemungkinan infeksi lain, adalah kanker dinding pembuluh darah. Ini jarang terjadi pada masyarakat umum, tetapi umum menimpa orang yang HIV-positif.
Gejala berupa lesi merah atau ungu tua pada mulut dan kulit. Sarkoma kaposi juga dapat menyebabkan masalah pada paru-paru, saluran pencernaan, dan organ internal lainnya.
HIV dan AIDS juga membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena limfoma, kanker yang terjadi pada kelenjar getah bening.
Tanda awal limfoma adalah pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Sistem pernapasan dan kardiovaskular
HIV dapat meningkatkan risiko salesma, influenza, dan pneumonia.
Baca juga: 6 Efek Pneumonia pada Tubuh yang Layak Diantisipasi
Tanpa pengobatan pencegahan untuk HIV, pengobatan lanjutan menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar untuk komplikasi seperti tuberkulosis, pneumonia, dan penyakit yang disebut pneumocystis carinii pneumonia (PCP).
PCP bisa menyebabkan:
Risiko Anda terkena kanker paru-paru juga meningkat dengan HIV. Ini disebabkan oleh paru-paru yang melemah akibat berbagai masalah pernapasan yang berkaitan dengan sistem kekebalan yang melemah.
Menurut National AIDS Manual (NAM), kanker paru-paru lebih umum pada orang dengan HIV dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi.
HIV juga dilaporkan dapat meningkatkan risiko hipertensi arteri paru atau pulmonary arterial hypertension (PAH).
Baca juga: Akhiri HIV/AIDS pada 2030, Perkuat Kolaborasi dan Tingkatkan Solidaritas!
PAH adalah jenis tekanan darah tinggi di arteri yang memasok darah ke paru-paru.
Seiring waktu, PAH akan membebani jantung Anda.
Jika Anda mengidap HIV dan telah mengalami gangguan sistem kekebalan (memiliki jumlah sel T yang rendah), Anda juga lebih rentan terhadap tuberkulosis (TB), penyebab utama kematian pada orang yang mengidap AIDS.
TB adalah bakteri di udara yang memengaruhi paru-paru.
Gejala TB berupa nyeri dada dan batuk parah yang mungkin mengandung darah atau dahak, yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan.
3. Sistem pencernaan
Karena HIV memengaruhi sistem kekebalan Anda, itu juga membuat tubuh Anda lebih rentan terhadap infeksi yang dapat memengaruhi sistem pencernaan Anda.
Masalah pada saluran pencernaan Anda juga dapat menurunkan nafsu makan dan membuat Anda sulit makan dengan benar.
Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan Secara Alami
Akibatnya, penurunan berat badan adalah efek samping yang umum.
Infeksi umum yang terkait dengan HIV adalah oral thrush, yang meliputi peradangan dan lapisan putih di lidah.
Oral thrush juga bisa menyebabkan radang esofagus, yang bisa membuat penderita sulit makan.
Infeksi virus lain yang memengaruhi organ mulut adalah oral hairy leukoplakia, yang menyebabkan lesi putih di lidah.
Infeksi Salmonella dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi, dan bisa menyebabkan diare, sakit perut, serta muntah.
Siapa pun bisa tertular infeksi Salmonella, tetapi jika Anda mengidap HIV, Anda berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius akibat infeksi ini.
Mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi usus akibat parasit yang disebut cryptosporidiosis.