Ada kemungkinan bagi seorang ibu hamil untuk mengembangkan subtipe hipertensi kronis yang disebut hipertensi kronis dengan preeklamsia.
Wanita dengan kondisi ini memiliki tekanan darah tinggi dan kemungkinan dapat mengembangkan jumlah protein yang tidak normal dalam urine atau proteinuria.
Adanya protein dalam urine ini dapat mengindikasikan masalah pada ginjal.
Wanita mungkin juga mengalami perubahan fungsi hati.
2. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional hanya terjadi selama kehamilan dan tanpa adanya protein dalam urine atau perubahan fungsi hati.
Wanita biasanya mengembangkan kondisi ini pada paruh kedua kehaman atau setelah 20 minggu pertama kehamilan.
Baca juga: 9 Penyebab Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Bentuk tekanan darah tinggi ini biasanya bersifat sementara dan cenderung hilang setelah melahirkan. Namun, hal itu dapat meningkatkan risiko wanita terkena tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Dalam beberapa kasus, tekanan darah akan tetap tinggi setelah kehamilan, yang mengakibatkan hipertensi kronis.
3. Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi tekanan darah tinggi yang bisa dialami wanita selama kehamilan atau setelah melahirkan. Ini adalah kondisi serius yang dapat menimbulkan konsekuensi yang parah.
Preeklamsia biasanya terjadi pada trimester ketiga. Ini jarang terjadi setelah melahirkan, tetapi masih mungkin.
Dokter sering mendiagnosis preeklamsia setelah melakukan pengukuran tekanan darah dan menguji sampel darah dan urine.
Wanita yang mengalami preeklamsia ringan mungkin tidak mengalami gejala apa pun.
Jika gejala preeklamsia berkembang, itu bisa termasuk:
Preeklamsia dengan kejang, atau eklamsia, adalah kondisi yang berbeda. Ini bisa berakibat fatal.
Baca juga: 4 Gejala Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.