Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2021, 18:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Tuberkulosis (TB atau TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis.

Bakteri ini dapat menyebar ketika seseorang dengan penyakit TBC aktif di paru-parunya batuk atau bersin dan orang lain menghirup droplet yang mengandung kuman tersebut.

Meskipun TBC menyebar dengan cara yang mirip dengan pilek atau flu, penyakit ini sebenarnya tidak terlalu mudah menular.

Baca juga: Beda Batuk sebagai Gejala Virus Corona dengan Batuk akibat TBC

Melasir NHS, seseoran setidaknya harus menghabiskan waktu yang lama yakni beberapa jam dalam kontak dekat dengan orang yang terinfeksi TBC untuk tertular infeksi.

Sebagai gambaran, infeksi TBC biasanya menyebar di antara anggota keluarga yang tinggal serumah.

Sangat kecil kemungkinannya bagi Anda untuk tertular hanya dengan duduk di samping orang yang terinfeksi, misalnya di bus atau kereta api.

Perlu dipahami juga, bahwa tidak semua penderita TBC menular.

Anak dengan TBC atau orang dengan infeksi TBC yang terjadi di luar paru (TB ekstra paru) tidak menularkan infeksi.

Kelompok orang yang berisiko terkena TBC

Pada kebanyakan orang sehat, sistem kekebalan tubuh mampu menghancurkan bakteri penyebab TBC.

Tetapi dalam beberapa kasus, bakteri dapat menginfeksi tubuh tetapi tidak menimbulkan gejala apapun. Kondisi ini dapat disebut sebagai TBC laten.

Baca juga: 5 Gejala TBC yang Perlu Diwaspadai

Sedangkan, apabila infeksi mulai menimbulkan gejala dalam beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun, dapat disebut sebagai TBC aktif.

Melansir Medical News Today, hingga 10 orang dengan TB laten pada akhirnya dapat mengembangkan TBC aktif beberapa tahun setelah infeksi awal.

Hal ini biasanya terjadi baik dalam satu atau dua tahun pertama infeksi atau ketika sistem kekebalan melemah. Sebagai contoh, jika seseorang harus menjalani pengobatan kemoterapi untuk kanker yang diderita.

Pada dasarnya, siapa saja orang bisa terkena TBC.

Tapi, beberapa kelompok orang berikut dianggap mempunyai risiko lebih besar untuk tertular atau mengembangkan penyakit ini:

  • Orang yang tinggal atau pernah menghabiskan waktu di negara atau daerah dengan tingkat TB yang tinggi
  • Dalam kontak dekat yang lama dengan seseorang yang terinfeksi TBC
  • Hidup dalam kondisi padat penduduk
  • Dengan kondisi yang melemahkan sistem kekebalannya, seperti penyakit diabetes
  • Menjalani perawatan yang melemahkan sistem kekebalan, seperti kemoterapi atau agen biologis
  • Anak kecil dan lansia karena sistem kekebalan mereka cenderung lebih lemah daripada orang dewasa yang sehat
  • Dalam kesehatan yang buruk atau dengan pola makan yang buruk karena gaya hidup dan masalah lain, seperti penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan alkohol, atau tunawisma

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Batuk?

Seseorang dengan risiko tinggi tertular TBC kiranya penting untuk selalu mewaspadai penyakit ini. Bagaimanapun , TBC merupakan penyakit yang bisa mengancam jiwa.

Bahaya TBC

Melansir Mayo Clinic, tanpa pengobatan, tuberkulosis bisa berakibat fatal.

Penyakit TBC aktif yang tidak diobati biasanya memengaruhi paru-paru, tetapi dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.

Berikut ini adalah beragam contoh bahaya tuberkulosis yang perlu diwaspadai:

1. Nyeri tulang belakang

TBC dapat menyerang bagian tulang mana pun, tapi paling sering menyerang tulang belakang.

Oleh sebab itu, sakit punggung dan kekakuan menjadi komplikasi tuberkulosis yang umum terjadi.

Baca juga: Jangan Lupakan TB di Tengah Pandemi

TBC pada tulang juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti munculnya penyakit saraf dan rusaknya bentuk tulang belakang. Bahaya TBC ini kiranya tidak layak disepelekan.

2. Kerusakan sendi

Artritis tuberkulosis atau infeksi TB pada sendi biasanya menyerang bagian pinggul dan lutut.

Jika tidak ditangani, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan sendi yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecacatan yang menetap.

3. Pembengkakan pada selaput yang menutupi otak (meningitis)

Bakteri penyebab TBC terkadang dapat berpindah ke sekeliling otak dan cincin tulang belakang (meninges).

Baca juga: 5 Penyebab Meningitis yang Perlu Diwaspadai

Kondisi ini dapat disebut dengan meningeal tuberculosis.

Komplikasi TBC yang terjadi pada otak ini dapat menyebabkan sakit kepala yang berlangsung lama atau intermiten yang terjadi selama berminggu-minggu.

Perubahan mental juga mungkin saja terjadi. Kondisi ini tentu berbahaya bukan?

4. Gangguan hati atau ginjal

Hati dan ginjal berfungsi membantu menyaring limbah dan kotoran dari aliran darah.

Fungsi ini bisa menjadi terganggu jika hati atau ginjal terkena tuberkulosis. Bahaya TBC ini harus bisa diantisipasi oleh penderita dengan menjalani pengobatan sesuai saran dokter.

5. Gangguan jantung

Meski jarang terjadi, tuberkulosis tetap saja dapat menginfeksi jaringan di sekitar jantung, menyebabkan peradangan dan pengumpulan cairan yang dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif.

Kondisi yang disebut tamponade jantung ini bisa berakibat fatal.

Baca juga: 7 Gejala Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau