Virus menggandakan dirinya dengan sangat cepat setelah menginfeksi sel. Setelah itu, sel mulai mengirim sinyal bahaya.
Ketika setiap sel merasakan bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi, sel akan langsung meresponnya dengan membunuh dirinya sendiri.
"Ini adalah mekanisme perlindungan sehingga tidak menyebar ke sel lain," ucap Khumar.
Jika ada banyak sel yang melakukan hal ini pada saat bersamaan, banyak jaringan yang bisa mati.
Pada pasien Covid-19, jaringan tersebut sebagian besar berada di paru-paru.
Saat jaringan rusak, dinding kantung udara kecil paru-paru menjadi bocor dan berisi cairan.
Kondisi ini bisa menyebabkan pneumonia dan darah kekurangan oksigen.
Baca juga: Sindrom Guillain-Barre: Gejala, Penyebab, dan Komplikasi
Ketika paru-paru rusak parah, sindrom gangguan pernapasan akan terjadi. Kemudian organ lain mulai gagal berfungsi.
Menurut Kumar, jumlah sitokin yang diproduksi oleh sel sebagai respons terhadap infeksi Covid-19 sekitar 50 kali lebih tinggi daripada infeksi virus Zika atau West Nile.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.