Seperti diketahui, vitamin C adalah vitamin yang memainkan peran penting dalam penyembuhan luka dan kekebalan, dan bahkan bertindak sebagai antioksidan, membantu mencegah kerusakan sel.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Tubuh kita tidak membuat vitamin C sendiri, jadi satu-satunya cara untuk mempertahankan tingkat yang memadai adalah melalui makanan.
Kekurangan vitamin C jarang terjadi pada individu yang cukup mengonsumsi buah dan sayuran segar.
Dengan kata lain, kekurangan vitamin C paling mungkin dialami oleh individu yang jarang mengonsumsi cukup buah dan sayur setiap hari.
Mengkonsumsi sangat sedikit vitamin C melalui makanan dalam waktu lama dapat menyebabkan gejala defisiensi, termasuk gusi berdarah dan bahkan gigi tanggal.
Konsekuensi serius lain dari kekurangan vitamin C yang parah adalah penyakit skorbut yang menekan sistem kekebalan tubuh, melemahkan otot dan tulang, dan membuat orang merasa lelah dan lesu.
Baca juga: 15 Gejala Kekurangan Vitamin C yang Perlu Diwaspadai
Tanda-tanda umum kekurangan vitamin C lainnya termasuk:
Jadi, pastikan untuk mengonsumsi cukup vitamin C dengan makan setidaknya 2 buah buah dan 3–4 porsi sayuran setiap hari.
4. Penglihatan malam yang buruk
Pola makan yang miskin nutrisi terkadang dapat menyebabkan masalah penglihatan.
Misalnya, asupan vitamin A yang rendah sering dikaitkan dengan kondisi yang disebut rabun senja, yang mengurangi kemampuan orang untuk melihat dalam cahaya redup atau gelap.
Itu karena vitamin A diperlukan untuk menghasilkan rhodopsin, pigmen yang ditemukan di retina mata yang membantu kita melihat di malam hari.
Jika tidak diobati, rabun senja dapat berkembang menjadi xerophthalmia, suatu kondisi yang dapat merusak kornea dan akhirnya menyebabkan kebutaan.
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi
Gejala awal xerophthalmia lainnya adalah:
Siapa saja yang mencurigai asupan vitamin A-nya tidak mencukupi, dapat mencoba makan lebih banyak makanan makanan yang mengandung vitamin A tinggi.
Ini termasuk:
Kecuali jika sudah didiagnosis mengalami defisiensi, kebanyakan orang harus menghindari konsumsi suplemen vitamin A. Itu karena vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, yang bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menumpuk di simpanan lemak tubuh dan menjadi racun.
Baca juga: 8 Gejala Kekurangan Vitamin A yang Perlu Diwaspadai
Gejala keracunan vitamin A bisa termasuk:
5. Kulit bersisik dan ketombe
Dermatitis seboroik dan ketombe adalah bagian dari kelompok kelainan kulit yang sama, yakni memengaruhi area penghasil minyak di tubuh.
Keduanya melibatkan kulit yang gatal dan mengelupas.
Ketombe sebagian besar terbatas pada kulit kepala, sedangkan dermatitis seboroik bisa muncul di wajah, dada bagian atas, ketiak, dan selangkangan.
Kemungkinan kelainan kulit ini muncul paling tinggi dalam 3 bulan pertama kehidupan, selama masa pubertas, dan pertengahan masa dewasa.
Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi
Ketombe dan dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah pola makan yang kurang gizi. Misalnya, kadar zinc (seng) dalam darah yang rendah, niasin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), dan piridoksin (vitamin B6) masing-masing dapat berperan.
Meskipun hubungan antara pola makan yang miskin nutrisi dan kondisi kulit ini tidak sepenuhnya dipahami, orang dengan ketombe atau dermatitis seboroik mungkin ingin mengonsumsi lebih banyak berbagai zat gizi tersebut.
Makanan yang kaya niasin, riboflavin, dan piridoksin, termasuk:
Makanan laut, daging, kacang-kacangan, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian juga merupakan sumber seng yang baik.
Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi
6. Rambut rontok
Rambut rontok adalah kejadian yang sangat umum. Faktanya, hingga 50 persen orang dewasa melaporkan rambut rontok pada saat mereka mencapai usia 50 tahun.
Diet yang kaya nutrisi berikut diakini dapat membantu mencegah atau memperlambat kerontokan rambut.