Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2021, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com- Sejumlah orang kesulitan mencari cara mengatur pola tidur setelah puasa.

Sepanjang puasa Ramadhan, umumnya pola tidur berubah seiring rutinitas ibadah.

Orang perlu bangun dini hari untuk santap sahur, bangun tengah malam untuk beribadah, tidur lebih malam, dan tidur siang lebih lama.

Setelah Idul Fitri, perubahan jadwal tidur tersebut bakal berangsur-angsur kembali ke pola tidur normal.

Baca juga: 3 Prinsip Pola Tidur yang Baik

Sayangnya, masa transisi ini terkadang menimbulkan masalah susah tidur atau ganggaun pola tidur bagi sebagian orang.

Dilansari dari Gulf News, tubuh membutuhkan waktu setidaknya 10 hari agar pola tidur kembali normal setelah Ramadhan.

Apabila transisi tidak berjalan mulus dan berkepanjangan, gangguan pola tidur ini dapat mengganggu siklus sirkadian yang mengatur jam biologis tubuh.

Seperti diketahui, perubahan siklus sirkadian dapat menganggu kinerja liver serta memicu peradangan biang stroke dan penyakit jantung.

Selain itu, gangguan pola tidur dan susah tidur setelah puasa juga bisa membuat nafsu makan meningkat dan menyebabkan gangguan kecemasan.

Kabar baiknya, Anda tak perlu khawatir berlebihan. Modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dapat memperbaiki gangguan pola tidur setelah Ramadhan.

Baca juga: Pola Tidur Tidak Teratur Sebabkan Penyakit Jantung, Kenapa Begitu?

Melansir Egypt Independent, berikut beberapa cara mengatur kembali pola tidur setelah puasa:

1. Kembalikan jam tidur normal

Jika Anda terbiasa begadang pada malam hari dan tidur di siang hari, coba kembalikan pola tidur normal.

Anda pasti kesulitan apabila tiba-tiba harus menggeser jam tidur dari pukul 12 malam menjadi pukul sembilan malam.

Tapi, gangguan pola tidur ini bisa diatasi secara bertahap. Majukan jadwal tidur satu jam lebih awal setiap hari sampai mencapai jam tidur ideal.

2. Atur asupan kafein

Beberapa orang yang sensitif kafein bisa makin susah tidur di malam hari setelah mengonsumsi kafein.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau