Berenang juga bisa memicu infeksi telinga. Ini terjadi ketika air tetap berada di telinga setelah berenang.
Dikenal sebagai kejadian swimmer’s ear, lingkungan yang lembab ini dapat mendorong pertumbuhan bakteri atau jamur.
Tanda-tanda infeksi telinga yang bisa muncul meliputi:
Baca juga: Gejala dan Penyebab Penyumbatan Kotoran Telinga yang Perlu Diwaspadai
2. Berada di tempat tertentu, terutama ketinggian
Beberapa orang mungkin akan mengalami penyumbatan telinga sementara saat melakukan scuba diving, mendaki gunung, atau terbang dengan pesawat terbang.
Perubahan cepat pada tekanan udara di luar tubuh dapat menyebabkan penyumbatan ini.
Tuba eustachius bertanggung jawab untuk menyamakan tekanan di telinga tengah. Tetapi pada ketinggian yang lebih tinggi, tekanan tidak selalu dapat disamakan dengan benar.
Alhasil, perubahan tekanan udara terasa di telinga.
Telinga yang terasa tersumbat terkadang merupakan satu-satunya efek samping dari perubahan ketinggian.
Jika Anda mengalami “penyakit” ketinggian, Anda mungkin juga mengalami sakit kepala, mual, atau sesak napas.
3. Kotoran telinga penuh
Serumen atau sering kita sebut sebagai kotoran telinga sebenarnya tidak akan menyebabkan gangguan telinga apabila jumlahnya tidak berlebihan.
Baca juga: Telinga: Fungsi, Bagian, dan Cara Menjaga agar Tetap Sehat
Kotoran hasil produksi alami dari kelenjar minyak di liang telinga ini malah berfungsi untuk melindungi telinga, seperti berperan memerangkap debu, menghambat pertumbuhan kuman, termasuk menjaga agar air tidak masuk ke dalam telinga.
Tapi, jika sudah berlebihan atau menumpuk, serumen memang perlu dibersihkan karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
Saat kotoran telinga memicu telinga tersumbat, gejala lain yang mungkin akan dirasakan, termasuk: