Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Gejala Syok Septik yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 21/05/2021, 06:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Syok septik adalah tahapan akhir dari sepsis.

Syok septik juga bisa dikatakan sebagai komplikasi sepsis.

Merangkum Mayo Clinic, sepsis sendiri adalah kondisi ketika respons tubuh terhadap infeksi merusak jaringannya sendiri.

Baca juga: 6 Bahaya Sepsis yang Perlu Diwaspadai

Sepsis terjadi saat bahan kimia yang dilepas sistem kekebalan ke aliran darah untuk melawan infeksi memicu reaksi peradangan di seluruh tubuh.

Dokter telah mengidentifikasi tiga tahapan sepsis ini, yaitu:

  • Sepsis terjadi ketika infeksi mencapai aliran darah dan menyebabkan peradangan pada tubuh
  • Sepsis parah terjadi ketika infeksi cukup parah hingga memengaruhi fungsi organ, seperti jantung, otak, dan ginjal
  • Syok septik adalah saat seseorang mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan yang dapat menyebabkan gagal napas, gagal jantung, stroke, kegagalan organ lain, dan kematian

Perlu dipahami bahwa, sepsis termasuk konsisi yang bisa sangat berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa.

Diperkirakan bahwa peradangan akibat sepsis bisa menyebabkan pembentukan gumpalan darah kecil.

Kondisi ini dapat menghalangi oksigen dan nutrisi mencapai organ vital.

Peradangan paling sering terjadi pada kelompok lansia atau orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Tapi, sepsis dan syok septik pada dasarnya bisa terjadi pada siapa saja.

Oleh sebab itu, maka kiranya penting bagi siapa pun orang untuk dapat mengenal berbagai gejala syok septik sebagai bagian dari upaya diagnosis dini masalah kesehatan ini.

Baca juga: 4 Tahapan dan Gejala Syok Hipovolemik, Saat Volume Darah Turun

Gejala syok septik yang perlu diwaspadai

Dilansir dari Health Line, orang yang mengalami syok septik akan mengalami gejala sepsis parah.

Sepsis parah didefinisikan sebagai sepsis dengan bukti adanya kerusakan organ yang biasanya memengaruhi ginjal, jantung, paru-paru, atau otak.

Bedanya, orang yang mengalami syok septik juga akan memiliki tekanan darah sangat rendah yang tidak merespons penggantian cairan.

Jadi, berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala syok septik:

  1. Menurunnya frekuenasi maupun jumlah urine atau kencing
  2. Kebingungan akut
  3. Pusing
  4. Masalah pernapasan yang parah
  5. Perubahan warna kebiruan pada jari atau bibir (sianosis)
  6. Tekanan darah rendah (hipotensi)
  7. Kebutuhan obat untuk menjaga tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 65 mmHg
  8. Kadar asam laktat dalam darah (serum laktat) tinggi yang bisa menjadi indikator sel-sel tidak menggunakan oksigen secara benar

Jika mencurigai mengalami gejala syok septik, seseorang penting untuk segera menemui dokter.

Baca juga: 4 Jenis Syok yang Bisa Sebabkan Kematian

Tapi, tentu akan lebih baik jika orang-orang dapat lebih dulu mewaspadai gejala sepsis. Tindakan ini penting untuk mencegah sepsis berkembang menjadi sepsis parah dan memicu syok septik.

Berikut ini adalah beberapa gejala sepsis awal yang sebaiknya tidak diabaikan:

  • Demam biasanya lebih tinggi dari 38 derajat Celcius
  • Suhu tubuh rendah (hipotermia)
  • Detak jantung cepat
  • Napas cepat atau lebih dari 20 napas per menit

Sepsis dapat dengan cepat berkembang menjadi syok septik dan kematian apabila tidak ditangani secara tepat.

Beberapa jenis infeksi yang bisa menyebabkan sepsis dan berisiko menimbulkan syok septik di antaranya adalah infeksi pada saluran napas dan paru-paru, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran reproduksi.

Dalam penanganan sepsis, dokter biasanya akan menggunakan sejumlah obat.

Beberapa obat berikut mungkin akan diresepkan dokter:

  • Antibiotik via intravena (IV) untuk melawan infeksi
  • Obat vasoaktif untuk meningkatkan tekanan darah
  • Insulin untuk menstabilkan gula darah
  • Kortikosteroid untuk mengurangi peradangan obat penghilang rasa sakit

Sepsis yang parah mungkin juga memerlukan cairan IV dalam jumlah besar. Di samping itu, prosedur lain mungkin juga diperlukan.

Misalnya, penderita yang mengalami gagal ginjal mungkin memerlukan terapi dialisis (cuci darah).

Baca juga: Sepsis: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Dengan prosedur dialisis, mesin dapat menyaring limbah berbahaya, garam, dan kelebihan air dalam darah.

Dalam beberapa kasus sepsis, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan sumber infeksi.

Prosedur ini termasuk mengeringkan abses berisi nanah atau mengangkat jaringan yang terinfeksi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau