Selain bisa membantu menurunkan panas, ibuprofen juga dapat meredakan peradangan atau inflamasi dan nyeri di tubuh.
Dilansir dari Buku Orangtua Cermat Anak Sehat (2012) karya dr. Arifianto, Sp.A, ibuprofen hanya boleh digunakan pada anak berusia di atas enam bulan dan tidak boleh diberikan kepada seseorang dengan gejala muntah berulang.
Salah satu efek samping ibuprofen adalah iritasi pada saluran cerna dan menyebabkan muntah, sehingga dikhawatirkan jika diberikan kepada anak demam dengan muntah khususnya, justru akan memperberat gejala muntah.
Baca juga: 8 Gejala Demam Berdarah (DBD) yang Perlu Diwaspadai
2. Aspirin
Selain menurunkan demam, aspirin bisa dimanfaatkan juga untuk membantu meredakan nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, pilek, dan arthritis.
Namun, jangan pernah memberikan aspirin pada anak yang demam karena memiliki efek samping seperti mual, muntah, perdarahan saluran cerna, dan yang terberat adalah sindom Reye.
3. Paracetamol
Obat ini bisa digunakan sebagai penurun demam sekaligus meringankan gejala lain seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, dan nyeri lain.
Paracetamol di pasaran dapat ditemui dalam bentuk tablet, sirup, atau lainnya.
Bisa dikatakan, paracetamol adalah obat penurun panas yang paling aman untuk dikonsumsi, termasuk pada anak-anak dengan dosis 10-15 mg/kg berat badan setiap kali minum.
Sebagai contoh, jika anak mempunyai berat badan 8 kg, maka dosis paracetamol yang dibutuhkan adalah 80-120 mg untuk tiap pemberian.
Saat ini sediaan paracetamol cair yang beredar di pasaran ada dua, yakni paracetamol tetes (drop) dan paracetamol sirup.
Kedua sediaan ini memiliki konsentrasi yang berbeda. Maka dari itu, Anda harus memperhatikan sediaan obat dan konsentrasinya.
Baca juga: Paracetamol atau Ibuprofen, Mana yang Lebih Baik untuk Obat Demam?
Paracetamol tetes pada umumnya mempunyai konsentrasi 80 mg/0,8 ml atau setara dengan 100 mg/ml.
Sementara, paracetamol sirup mempunyai konsentrasi 160 mg/5 ml atau setara dengan 32 mg/ml.