Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2021, 12:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Perut “keroncongan “ biasanya terjadi saat seseorang sedang dalam kondisi lapar atau perut sudah lama tidak terisi makanan.

Namun, sesekali kita juga dapat mendengarkan perut mengeluarkan bunyi seperti gemercik air setelah makan.

Dalam dunia kesehatan, bunyi yang terasa keluar dari perut ini disebut dengan borborygmi.

Baca juga: Kenapa Jadi Sering Kencing setelah Minum Air Putih?

Jangan khawatir, perut bunyi setelah makan ketika muncul sesekali umumnya normal.

Kamu baru perlu waspada jika kondisi ini terjadi terus-terusan dan disertai gejala lainnya. Hal itu bisa jadi tanda suatu penyakit.

Kenapa perut bunyi setelah makan?

Dilansir dari Medical News Today, bunyi yang berasal dari perut setelah makan sebenarnya muncul dari usus. Alasan kenapa perut bunyi setelah makan berasal dari proses pencernaan.

Proses ini bisa sedikit berisik lantaran ada kontraksi otot, pembentukan gas, serta pergerakan makanan dan cairan di sepanjang usus.

Orang biasanya mendengar bunyi seperti gemercik air atau gemuruh ketika makanan mulai keluar dari lambung dan masuk usus kecil.

Hal itu dipengaruhi kinerja usus kecil yang menggunakan gerakan peristaltik atau kontraksi otot untuk menggerakkan makanan.

Begitu makanan meninggalkan usus kecil, asupan akan masuk ke usus besar. Perut bunyi seperti gemercik air bisa berlanjut ketika usus menyerap air dan nutrisi sembari terus mendorong makanan.

Pada waktu bersamaan, usus juga menghasilkan gelembung gas. Itulah alasan kenapa perut bunyi setelah makan.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Jadi Ngantuk setelah Makan

Adakah cara menghilangkan perut bunyi setelah makan?

Kendati umumnya bagian dari proses pencernaan alami, perut bunyi setelah makan tak jarang membuat seseorang merasa tak nyaman.

Sebagai solusinya, kamu bisa menjajal beberapa cara menghilangkan perut bunyi setelah makan seperti dilansir dari Healthline berikut:

  • Hindari makanan dan minuman yang bisa meningkatkan produksi gas di usus. Seperti susu, keju, kacang, kubis, soda, serta asupan yang diberi tambahan pemanis buatan fruktosa dan sorbitol.
  • Konsumsi beberapa makanan atau minuman yang bisa menenangkan otot saluran pencernaan seperti jahe.
  • Jangan makan dengan tergesa-gesa. Upayakan untuk makan secara perlahan-lahan. Selain itu, kurangi porsi makan jangan sampai berlebihan. Ganti pola makan jadi lebih sedikit tapi lebih sering.
  • Beberapa ahli juga merekomendasikan untuk menjajal pernapasan perut. Coba latih pernapasan perut secara berkala untuk meningkatkan kesehatan pencernaan.

Baca juga: Kenapa Payudara Sebelah Kiri dan Kanan Ukurannya Tidak Sama?

Kapan perlu waspada?

Kamu perlu waspada perut bunyi setelah makan apabila muncul gejala penyakit lain atau kondisi ini membuat tak nyaman sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Terkadang, perut bunyi setelah makan juga bisa jadi tanda penyakit, seperti:

  • Gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar biasanya turut disertai gejala kram, diare, perut kembung, dan begah.
  • Intoleransi makanan karena alergi gluten, produk susu, kacang-kacangan, atau makanan berserat tinggi. Selain perut bunyi, gejala lainnya yakni sesak napas.
  • Penyumbatan usus saat kotoran BAB tidak bisa bergerak dari perut menuju ke rektum. Selain perut bunyi setelah makan, gejala lainnya yakni sakit perut parah, muntah, begah, perut begah, dan susah kentut.

Konsultasikan ke dokter jika kamu merasakan perut bunyi setelah makan terjadi terus-menerus dan parah, atau disertai gejala lain seperti penjelasan di atas.

Baca juga: Kenapa Saat Badan Panas Tubuh Merasa Kedinginan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com