Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Rematik

Kompas.com - 26/06/2021, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ketahuilah bahwa pemilik golongan darah tertentu dianggap lebih rentan untuk terkena penyakit rematik.

Melansir Mayo Clinic, penyakit rematik adalah penyakit bersifat inflamasi (peradangan) dan sering kali adalah gangguan autoimun.

Gangguan autoimun berarti sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat

Penyakit rematik cenderung memengaruhi bagian-bagian dari sistem muskoloskeletal berikut:

  • Sendi
  • Otot
  • Tulang
  • Tendon dan ligamen

Penyakit rematik sering dikelompokkan dalam istilah “artritis” yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 100 penyakit dan kondisi.

Penyakit ini bukan hanya mencakup beberapa bentuk radang sendi, tapi juga banyak kondisi lainnya.

Setiap jenis penyakit rematik dapat memengaruhi bagian tubuh yang berbeda dan memiliki gejala yang unik.

Penyakit autoimun ini tidak hanya melibatkan sendi tetapi dapat memengaruhi banyak sistem tubuh.

Penyakit rematik faktanya bisa juga menyebabkan kerusakan pada organ vital manusia, termasuk paru-paru, jantung, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.

Penyakit ini pun dapat mengakibatkan kondisi yang sangat parah, sehingga penderita tidak dapat mandi atau berpakaian sendiri.

Baca juga: 9 Gejala Awal Rematik yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala rematik yang paling umum adalah sebagai berikut:

  • Rasa sakit atau nyeri yang sering tapi tidak selalu melibatkan persendian
  • Pembengkakan yang bisa di dalam dan di sekitar persendian atau bagian tubuh lainnya
  • Kekakuan atau rentang gerak terbatas
  • Demam
  • Penurunan berat badan

Pemilik golongan darah yang rentan terkena rematik

Golongan darah manusia secara umum bisa dibagi menjadi empat jenis.

Dilansir dari Medical News Today, golongan darah manusia ditentukan oleh jenis protein yang ditemukan pada sel darah merah yang disebut antigen.

Baca juga: Ragam Buah yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah O

Tergantung pada jenis antigen yang dimiliki, golongan darah bisa diklasifikasikan sebagai berikut:

Dalam pembasahan golongan darah, kita mungkin pernah juga mendengar tentang golongan darah yang disebut sebagai "positif" atau "negatif".

Bagian golongan darah ini ditentukan berdasarkan adanya antigen lain yang disebut faktor Rhesus (Rh).

Orang dengan golongan darah positif (Rh+) memiliki antigen pada permukaan sel darah merahnya. Sedangkan orang dengan golongan darah negatif (Rh-) tidak ditemukan hal demikian.

Nah, dalam perjalannya, ada bukti bahwa beberapa pemilik golongan darah tertentu dianggap lebih rentan untuk terkena penyakit rematik.

Misalnya, dilansir dari Health Line, sebuah studi pada 2017 dari Turki meneliti hubungan antara golongan darah dan prevalensi penyakit rematik autoimun.

Para peneliti menemukan bahwa beberapa jenis penyakit rematik lebih umum terjadi pada orang dengan golongan darah tertentu.

Baca juga: Ragam Sayuran yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah O

Penelitian ini telah diterbitkan dalam European Journal of Rheumatology pada Desember 2017.

Penyakit rematik yang paling umum terjadi pada orang dengan golongan darah A di antaranya, yakni:

  • Spondiloartropati
  • Vaskulitis
  • Penyakit jaringan ikat tidak berdiferensiasi (UCTD)
  • Penyakit behçet
  • Artritis rheumatoid

Sementara itu, jenis penyakit rematik yang lebih umum terjadi pada orang dengan golongan darah O adalah:

  • Demam Mediterania familial
  • Lupus eritematosus sistemik
  • Sklerosis sistemik
  • Sindrom Sjogren

Pemilik golongan darah AB patut sedikit gembira. Pasalnya, menurut penelitian, semua jenis penyakit rematik kurang umum terjadi pada orang dengan golongan darah AB.

Baca juga: Ragam Buah yang Perlu Dihindari Pemilik Golongan Darah A

Sementara, kebanyakan orang dengan penyakit rematik (92,2 persen) memiliki golongan darah Rh+.

Meski penelitian ini bisa dijadikan sebagai rujukan untuk mempertimbangkan adanya risiko penyakit rematik pada pemilik golongan darah tertentu, tapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Studi yang lebih komprehensif dibutuhkan untuk sepenuhnya memahami hubungan antara golongan darah dan penyakit rematik.

Faktor risiko penyakit rematik

Bukan hanya golongan darah, ada banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit rematik.

Dalam beberapa kasus, gen tertentu telah diidentifikasi yang terkait dengan beberapa jenis penyakit rematik.

Dalam kasus lain, memiliki riwayat keluarga suatu kondisi menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi.

Baca juga: 8 Penyebab Asam Urat Selain Konsumsi Makanan Tinggi Purin

Ada juga faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko kita terkena penyakit rematik. Ini termasuk:

1. Usia

Untuk beberapa kondisi, seperti Artritis rheumatoid dan polymyalgia rheumatica, risiko meningkat seiring bertambahnya usia.

Kondisi lain lebih sering terjadi antara masa dewasa awal dan usia paruh baya.

Ini termasuk:

  • Lupus
  • Skleroderma
  • Radang sendi psoriatik
  • Spondilitis ankilosa

Baca juga: 9 Gejala Awal Penyakit Lupus pada Anak

2. Jenis kelamin

Beberapa jenis penyakit rematik cenderung lebih sering terjadi pada wanita antara lain:

  • Artritis rheumatoid
  • Lupus
  • Skleroderma
  • Sindrom Sjogren
  • Polimialgia rematik

Penyakit rematik lainnya, seperti asam urat (gout) dan ankylosing spondylitis, cenderung lebih sering terjadi pada pria.

3. Paparan infeksi

Terkena infeksi diperkirakan dapat memengaruhi atau memicu perkembangan penyakit dari beberapa kondisi rematik seperti:

  • Lupus
  • Skleroderma
  • Polimialgia rematik

4. Kondisi yang mendasari

Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), hipotiroidisme, diabetes, obesitas, menopause dini, dan penyakit ginjal dapat menempatkan seseorang pada peningkatan risiko gout.

Selain itu, memiliki kondisi rematik sepertiArtritis rheumatoid, lupus, atau skleroderma dapat menempatkan seseorang pada risiko mengembangkan penyakit lain, seperti sindrom Sjogren atau vaskulitis.

Baca juga: Kisah Ramneya, Gadis 12 Tahun yang Tak Gentar Lawan Keterbatasan akibat Lupus

Jika Anda memiliki gejala yang sesuai dengan penyakit rematik, penting untuk segera dapat menemui dokter.

Dalam banyak kasus, diagnosis yang tepat waktu dapat mencegah penyakit menjadi lebih serius atau menyebabkan gejala yang lebih parah.

Jika penyakit rematik tidak diobati, kerusakan tambahan pada sendi dan jaringan lain dapat menumpuk seiring waktu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau