Studi lain yang mengamati metode penurunan berat badan pada orang dengan pradiabetes melaporkan bahwa kelompok yang mempraktikkan kontrol porsi menurunkan kadar gula darah dan insulin mereka secara signifikan setelah 12 minggu.
Baca juga: 4 Buah yang Harus Dihindari Penderita Diabetes
Beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi antara diabetes dan orang yang kurang bergerak.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang yang menghabiskan sebagian besar waktu untuk duduk memiliki risiko terkena diabetes sebanyak 91 persen.
Oleh karena itu, disarankan untuk berjalan-jalan selama beberapa menit atau melakukan aktivitas fisik lainnya selama beberapa menit, setelah duduk berjam-jam.
Baca juga: Waspadai, Bau Mulut Bisa Jadi Gejala Diabetes
Studi pada individu obesitas, lanjut usia, dan pradiabetes telah menunjukkan bahwa diet tinggi serat membantu menjaga kadar gula darah dan insulin tetap rendah.
Serat dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yakni serat larut dan serat tidak larut.
Serat larut menyerap air, sedangkan serat tidak larut tidak.
Di saluran pencernaan, serat larut dan air membentuk gel yang memperlambat laju penyerapan makanan.
Serat ini mengarah pada peningkatan kadar gula darah yang lebih bertahap.
Namun, serat tidak larut juga telah dikaitkan dengan penurunan kadar gula darah dan penurunan risiko diabetes.
Baca juga: Apakah Penyakit Diabetes Tipe 2 Bisa Sembuh?
Vitamin D penting untuk mengontrol gula darah.
Memang, penelitian telah menemukan bahwa orang yang tidak mendapatkan cukup vitamin D, atau yang kadar darahnya terlalu rendah, memiliki risiko lebih besar terkena semua jenis diabetes.
Sebagian besar organisasi kesehatan merekomendasikan untuk mempertahankan kadar vitamin D dalam darah setidaknya 30 ng/ml (75 nmol/l).
Satu studi menemukan bahwa orang dengan kadar vitamin D sampai 43 persen memiliki risiko kecil terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang memiliki kadar vitamin D rendah.
Baca juga: Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Diabetes
Meskipun air harus menjadi minuman utama, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kopi atau teh ke dalam dapat membantu menghindari diabetes.
Penelitian telah melaporkan bahwa minum kopi setiap hari mengurangi risiko diabetes tipe 2 sebesar 8 hingga 54 persen.
Kopi dan teh memiliki antioksidan yang dikenal sebagai polifenol yang dapat membantu melindungi terhadap diabetes.
Selain itu, teh hijau mengandung senyawa antioksidan unik yang disebut epigallocatechin gallate (EGCG).
Senyawa ini telah terbukti mengurangi pelepasan gula darah dari hati dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.