Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi dan Cerita Mereka yang Beruntung Terdaftar JKN-KIS

Kompas.com - 25/07/2021, 10:20 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Kehidupan selama pandemi Covid-19 terasa begitu berat bagi Prisma Suganda, 30. Tak hanya dihadapkan dengan persoalan ekonomi, bapak tiga anak ini juga ditimpa masalah kesehatan.

Pada akhir Juni 2021, Prisma harus menerima diagnosis mengidap batu ginjal. Oleh dokter di RS Triharsi Solo, Jateng, dia bahkan dinyatakan harus segera menjalani operasi karena penyakitnya sudah terlanjur parah.

Beruntung, selama menerima penanganan medis tersebut, Prisma tak perlu mengeluarkan biaya. Dia dikarenakan lebih dulu bergabung dalam program BPJS Kesehatan.

Warga RT 005/RW 008 Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo itu terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas 2.

Prisma mengaku tidak bisa membayangkan jika sejak pertama kali memeriksakan keluhan sakit perut ke Puskesmas Nusukan sampai menjalani operasi di RS harus datang sebagai pasien umum.

Dia pesimis sanggup membayar biaya pengobatan secara mandiri. Terlebih lagi, di masa pandemi ini pendapatannya turun.

"Jika tak punya kartu BPJS Kesehatan, saya barangkali tak akan berani berobat karena tak ada biaya,” tutur dia kepada Kompas.com, Jumat (23/7/2021).

Prisma adalah karyawan bagian marketing di sebuah perusahaan distributor tisu di Solo. Sejak pertengahan 2020, dia kesulitan meraih bonus penghasilan karena tak pernah berhasil mencapai target penjualan.

Akibat sekolah-sekolah dan banyak kantor tutup selama pandemi, Prisma kehilangan banyak permintaan pembelian. Alhasil dia hanya bisa menerima gaji pokok yang nominalnya pas-pasan.

Baca juga: Jaminan Akuntabel dan Transparan Proses Verifikasi Klaim Covid-19

Sementara, sang istri, Siti Solekhah, 36, telah berhenti bekerja sejak akhir 2020 karena hamil dan mempertimbangkan keselamatan di tengah wabah virus corona.

Prisma dan Siti pun merasa sangat bersyukur ketika biaya persalinan anak ketiga mereka pada 15 Juni lalu bisa ditanggung juga oleh BPJS Kesehatan. Setelah resign, Siti terdaftar sebagai peserta dari tanggungan suaminya.

"Begitu besar manfaat JKN-KIS untuk keluarga kami, terlebih di situasi sulit selama pandemi ini," tutur Siti.

Warga RT 004/RW 003 Kelurahan Jagalan, Jebres, Lintang Gandi, 31, juga merasa begitu terbantu dengan BPJS Kesehatan terutama di tengah pagebluk ini. Hal itu terjadi ketika ibunya, Sri Rahayu, 56, tiba-tiba harus dirawat beberapa hari di RS Kasih Ibu Solo karena lemas parah pada Maret 2021.

Padahal bisnis jual beli sepeda motor bekas yang ditekuni Gandi saat itu sedang turun. Tingkat permintaan maupun harga pasaran motor bekas masih lesu akibat pandemi.

Karena Sri Rahayu telah lebih dulu terdaftar JKN-KIS, Gandi jadi tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan sang ibu yang ternyata didiagnosis mengidap diabetes.

"Pandemi ini semakin menyadarkan saya akan pentingnya memiliki kartu BPJS Kesehatan," kata Gandi.

Sementara itu, warga RT 002/RW 001 Kelurahan Sumber, Banjarsari, Indri Hastuti, 42, bersyukur di tengah pandemi ini, putri sulungnya yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD Solo tak mengalami kendala berarti ketika masih harus kontrol kesehatan rutin tiap bulan ke RSUD Dr. Moewardi Solo karena mengidap penyakit jantung.

Dia melihat para tenaga kesehatan di RS tetap memberikan pelayanan optimal kepada putrinya, Sheryl, 20, sama seperti sebelum-sebelumnya sejak 2019.

Meski hanya terdaftar JKN-KIS kelas 3, Indri merasa anggota keluarganya selama ini bisa mendapatkan pelayanan kesehatan memuaskan tak berbeda dengan peserta kelas 1, kelas 2, ataupun pasien umum. Bedanya hanya di perolehan ruang rawat inap ketika harus opname.

Baca juga: Saat Ketua RT/RW di Solo Keroyokan Ajak Warga Daftar JKN-KIS

Targetkan UHC di tengah pandemi

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, menyatakan Pemkot memahami betul akan pentingnya kepemilikan kartu BPJS Kesehatan bagi warga. Dia sendiri meyakini program JKN-KIS bisa memberi ketenangan dan kesejahteraan untuk warga.

Dengan memiliki kartu BPJS Kesehatan, kata Ahyani, warga jadi bisa mendapatkan layanan kesehatan kapan saja tanpa harus memikirkan biaya pengobatan. Sementara ketika warga ini bisa sehat dan produktif, mereka diharapkan dapat hidup sejahtera.

Oleh sebab itu, Ahyani menegaskan, Pemkot akan terus menyisir warga yang belum terdaftar JKN-KIS. Pemkot ingin semua warga harus terkaver jaminan kesehatan.

Meski di tengah pandemi, Pemkot pun berani menargetkan Solo bisa mencapai predikat universal health coverage (UHC) lagi pada tahun ini. Pemkot sebelumnya pernah menerima penghargaan UHC dari BPJS Kesehatan pada 2018.

Untuk mendukung terwujudnya UHC pada 2021, Ahyani menuturkan, Pemkot salah satunya siap melakukan penambahan peserta JKN-KIS PBI APBD hingga 10.580 jiwa. Ini juga untuk membantu warga yang terdampak pandemi.

“Bagi warga yang terdata kurang mampu, akan kami daftarkan menjadi peserta PBI APBD,” jelas dia, Sabtu (24/7/2021).

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menambahkan sebagai upaya mewujukan UHC, Pemkot juga tak akan henti melakukan edukasi tentang pentingnya JKN-KIS kepada warga dengan harapan bagi yang mampu secara ekonomi bisa mendaftar sebagai peserta mandiri. Selain itu, Pemkot akan terus berkoordinasi dengan badan usaha untuk memastikan setiap pekerjanya telah didaftarkan JKN-KIS.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solo, Yessi Kumalasari, mengapresiasi komitmen Pemkot Solo yang ingin kembali mewujudkan UHC pada 2021. Pihaknya siap melakukan koordinasi dan kolaborasi untuk mendukung realisasi target tersebut.

BPJS Kesehatan Cabang Solo mencacat, hingga 1 Juli 2021, sudah ada 93,87 persen atau 542.878 warga Kota Bengawan yang terdaftar JKN-KIS. Jadi tinggal sedikit lagi Solo bisa meraih UHC.

Menurut dia, selain kesiapan anggaran, kunci keberhasilan untuk mencapai UHC adalah validitas data. Oleh karena itu, Yessi menyarankan agar validitas data penduduk Solo dapat diperkuat.

“Semangat Pemda, termasuk inisiatif warga dan kepatuhan para pelaku usaha di Solo yang tampak luar biasa dalam mendukung program JKN-KIS ini saya harap bisa dicontoh daerah lain,” ungkap Yessi.

Baca juga: Langkah Melaporkan Peserta JKN-KIS yang Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau