KOMPAS.com – Penyakit jamur hitam menjadi salah satu ancaman penyakit lain yang perlu diwaspadai masyarakat di tengah pandemik Covid-19.
Penyakit jamur hitam atau mucormycosis mulai banyak dibicarakan setelah sejumlah kasus terdeteksi di India dan menyebabkan kematian.
Di Indonesia sendiri, kasus infeksi jamur hitam sebenarnya telah muncul sejak sebelum pandemi Covid-19.
Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Meski terbilang jarang terjadi, penyakit jamur hitam termasuk penyakit berbahaya, sehingga patut diwaspadai. Angka kematian dan kesakitan akibat penyakit ini terbilang tinggi.
Lantas, apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana cara mengatasi penyakit jamur hitam?
Melansir Medicine Net, penyakit jamur hitam adalah infeksi jamur sistemik yang disebabkan oleh golongan Mucormycetes, seperti Rhizopus spp, Mucor spp, Rhizomucor spp, Cunninghamella bertholletiae, Apophysomyces spp, dan Lichteimia.
Di antara banyak spesies jamur itu, Rhizopus spp adalah penyebab mucormycosis pada manusia yang paling sering diidentifikasi.
Jamur hitam sering menyerang sinus, paru-paru, kulit, dan otak setelah seseorang menghirup spora jamur dari udara.
Kita dapat menghirup spora jamur atau kontak dengannya dari lingkungan seperti tanah, bahan organik yang membusuk, tumpukan kompos.
Infeksi jamur hitam pada dasarnya dapat terjadi pada siapa saja pada usia berapa pun.
Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Nafsu Makan untuk Penderita Anosmia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.