Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur Hitam: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dan Cara Mencegah

Kompas.com - 27/07/2021, 10:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyakit jamur hitam menjadi salah satu ancaman penyakit lain yang perlu diwaspadai masyarakat di tengah pandemik Covid-19.

Penyakit jamur hitam atau mucormycosis mulai banyak dibicarakan setelah sejumlah kasus terdeteksi di India dan menyebabkan kematian.

Di Indonesia sendiri, kasus infeksi jamur hitam sebenarnya telah muncul sejak sebelum pandemi Covid-19.

Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19

Meski terbilang jarang terjadi, penyakit jamur hitam termasuk penyakit berbahaya, sehingga patut diwaspadai. Angka kematian dan kesakitan akibat penyakit ini terbilang tinggi.

Lantas, apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana cara mengatasi penyakit jamur hitam?

Penyebab jamur hitam

Melansir Medicine Net, penyakit jamur hitam adalah infeksi jamur sistemik yang disebabkan oleh golongan Mucormycetes, seperti Rhizopus spp, Mucor spp, Rhizomucor spp, Cunninghamella bertholletiae, Apophysomyces spp, dan Lichteimia.

Di antara banyak spesies jamur itu, Rhizopus spp adalah penyebab mucormycosis pada manusia yang paling sering diidentifikasi.

Jamur hitam sering menyerang sinus, paru-paru, kulit, dan otak setelah seseorang menghirup spora jamur dari udara.

Kita dapat menghirup spora jamur atau kontak dengannya dari lingkungan seperti tanah, bahan organik yang membusuk, tumpukan kompos.

Infeksi jamur hitam pada dasarnya dapat terjadi pada siapa saja pada usia berapa pun.

Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Nafsu Makan untuk Penderita Anosmia

Tetapi, seseorang lebih mungkin mengalami infeksi jamur hitam jika memiliki sistem kekebalan yang lemah karena obat yang dikonsumsi atau memiliki kondisi kesehatan seperti:

  • Diabetes, terutama bila tidak terkontrol
  • HIV atau AIDS
  • Kanker
  • Transplantasi organ
  • Transplantasi sel induk
  • Neutropenia (jumlah sel darah putih rendah)
  • Penggunaan steroid jangka panjang
  • Penggunaan narkoba suntik
  • Tingginya kadar zat besi dalam tubuh (hemokromatosis)
  • Kesehatan buruk dari gizi buruk
  • Tingkat asam yang tidak merata dalam tubuh (asidosis metabolik)
  • Kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah

Penyakit jamur hitam juga lebih mungkin terjadi jika seseorang mengalami cedera kulit seperti luka bakar, terpotong, atau luka. Selain itu, untuk sekarang ini, kasus penyakit jamur hitam telah dilaporkan pada orang dengan Covid-19.

Untuk diketahui, mucormycosis merupakan penyakit yang tidak menular.

Baca juga: Berapa Lama Anosmia Akibat Covid-19 Bisa Sembuh?

Gejala jamur hitam

Dilansir dari Health Line, mucormycosis menampilkan dirinya sebagai infeksi pernapasan atau infeksi kulit.

Tanda-tanda sinus atau infeksi pernapasan terkait peyakit jamur hitam mungkin termasuk:

  • Batuk
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat
  • Penyumbatan sinus

Dengan infeksi kulit, mucormycosis dapat berkembang di bagian tubuh mana pun.

Awalnya mungkin terjadi di lokasi yang terkena, tetapi dapat dengan cepat menyebar ke area lain. Waspadai gejala seperti:

  • Jaringan kulit menghitam
  • Melepuh
  • Demam
  • Kemerahan
  • Pembengkakan
  • Ulkus

Baca juga: Waspada, Paparan Sinar UV dari Matahari Bisa Picu Kanker Kulit

Mucormycosis bisa sangat berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.

Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke paru-paru atau otak. Hal ini dapat menyebabkan:

  • Infeksi otak
  • Kelumpuhan
  • Radang paru-paru
  • Kejang
  • Kematian

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala penyakit jamur hitam.

Diagnosis dan cara mengatasi jamur hitam

Melansir WebMD, jika Anda mencurigai mucormycosis, dokter pada umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda.

Baca juga: Dokter Sebut Ubah Warna Kulit Jadi Putih Bisa Picu Kanker Kulit

Beri tahu mereka jika Anda pernah berada di sekitar makanan basi atau tempat lain di mana spora jamur sering ditemukan.

Jika sepertinya Anda memiliki infeksi paru-paru atau sinus, dokter mungkin akan mengambil sampel cairan dari hidung atau tenggorokan Anda dan mengirimkannya untuk diuji di laboratorium.

Dokter mungkin juga melakukan biopsi jaringan, mengambil sepotong kecil jaringan yang terinfeksi untuk pengujian.

Dokter mungkin melakukan tes pencitraan seperti CT-scan atau MRI untuk mengetahui apakah infeksi telah menyebar ke otak Anda atau organ lain.

Jika Anda didiagnosis dengan mucormycosis, Anda harus memulai pengobatan sesegera mungkin dengan resep obat antijamur.

Obat-obatan ini menghentikan pertumbuhan jamur, menghancurkannya, dan mengendalikan infeksi.

Anda mungkin perlu mengonsumsi obatan-obatan, seperi:

  • Amfoterisin B
  • Isavukonazol
  • Posaconazole

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Flek Hitam di Wajah Secara Alami

Anda bisa mendapatkan obat-obatan ini melalui vena (intravena atau IV) atau sebagai pil yang Anda telan.

Dokter mungkin mulai dengan dosis tinggi melalui infus sampai infeksi terkendali, yang bisa memakan waktu beberapa minggu. Kemudian, barulah Anda bisa beralih ke pil.

Beri tahu dokter jika obat memiliki efek samping yang mengganggu seperti sakit perut, heartburn, atau kesulitan bernapas. Dokter mungkin dapat mengubah rencana perawatan Anda.

Dalam kasus yang parah, dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi atau mati agar jamur tidak menyebar. Ini mungkin termasuk menghilangkan bagian hidung atau mata Anda. Hal itu mungkin terdengar berat, tapi sangat penting dilakukan untuk mengobati infeksi yang mengancam jiwa.

Baca juga: Jenis Bahan Masker Kain Nonmedis Terbaik untuk Cegah Virus Corona

Cara mencegah jamur hitam

Tidak ada cara untuk menghindari menghirup spora penyebab jamur hitam. Tetapi, Anda dapat melakukan beberapa hal untuk menurunkan kemungkinan mucormycosis. Ini sangat penting jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini.

Lakukan langkah berikut:

  • Jauhi area dengan banyak debu atau tanah, seperti lokasi konstruksi atau penggalian. Jika harus berada di area tersebut, kenakan masker wajah seperti N95
  • Hindari air yang terinfeksi. Ini dapat mencakup air banjir atau bangunan yang rusak karena air, terutama setelah bencana alam seperti angin topan atau banjir
  • Jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, hindari  atau batasi aktivitas yang melibatkan debu dan tanah, seperti berkebun atau bekerja di halaman. Jika tidak bisa, lindungi kulit Anda dengan sepatu, sarung tangan, celana panjang, dan baju lengan panjang. Cuci luka atau goresan dengan sabun dan air sesegera mungkin

Jika Anda terkena mucormycosis, pastikan untuk minum obat sesuai petunjuk dokter. Jika efek samping menyebabkan masalah atau infeksi tidak membaik, beri tahu dokter sesegera mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau