KOMPAS.com - Manfaat menyusui bukan hanya bisa dirasakan oleh bayi, tapi juga sang ibu yang bersedia menyusui.
Bagi bayi, air susu ibu (ASI) yang pasti sanggup memberikan nutrisi yang optimal. ASI memiliki jumlah nutrisi yang tepat dan mudah dicerna.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Baca juga: 8 Jenis Tanaman untuk Pelancar ASI yang Mudah Ditemui
Pemberian ASI ini disarankan terus berlanjut setidaknya sampai bayi berusia 2 tahun sambil diperkenalkan makanan padat.
Rekomendasi ini keluar jelas bukan tanpa alasan. Menyusui menyimpan banyak manfaat kesehatan.
Setidaknya berikut adalah beberapa manfaat menyusui bagi ibu dan bayi yang bisa diperoleh:
1. ASI memberikan nutrisi yang ideal untuk bayi
Beberapa orang tua mungkin masih ragu untuk memberikan ASI ekslusif karena khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bagi sang buah hati.
Tapi, percayala bahwa ASI sanggup memberikan nutrisi yang ideal bagi bayi.
Dilansir dari Health Line, ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya, dalam semua proporsi yang tepat.
Komposisinya bahkan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan bayi yang berkembang, terutama selama bulan-bulan pertama kehidupan.
Selama hari-hari pertama setelah melahirkan, payudara ibu akan menghasilkan cairan kental dan kekuningan yang disebut kolostrum. Ini tinggi protein, rendah gula, dan sarat dengan senyawa bermanfaat.
Baca juga: 15 Makanan Pelancar ASI yang Baik Dikonsumsi
Kolostrum benar-benar makanan yang luar biasa dan tidak tergantikan oleh susu formula.
Kolostrum adalah susu pertama yang ideal dan membantu perkembangan saluran pencernaan bayi yang belum matang.
Setelah beberapa hari pertama, payudara mulai memproduksi susu dalam jumlah yang lebih besar seiring dengan pertumbuhan perut bayi.
Satu-satunya hal yang mungkin kurang dari suplai ASI adalah vitamin D, kecuali ibu memiliki asupan yang sangat tinggi untuk vitamin ini. Tapi , kebanyakan ibu menyusui tidak dalam kondisi demikian.
2. ASI mengandung antibodi penting bagi bayi
ASI sarat dengan antibodi yang dapat membantu bayi melawan virus dan bakteri. Manfaat ini jelas sangat penting di bulan-bulan awal kehidupan bayi.
Baca juga: 9 Jenis Vitamin dan Mineral yang Disarankan untuk Ibu Hamil
Ini terutama berlaku untuk kolostrum, ASI pertama. Kolostrum menyediakan sejumlah besar imunoglobulin A (IgA), serta beberapa antibodi lainnya.
IgA dapat melindungi bayi dari sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi.
Sementara susu formula kemungkinan tidak memberikan perlindungan antibodi untuk bayi.
Sejumlah penelitian pun telah menunjukkan bahwa bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi.
3. Menyusui dapat mengurangi risiko penyakit pada bayi
Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan sangat bermanfaat bagi bayi.
ASI ekslusif dapat mengurangi risiko bayi untuk terkena banyak penyakit.
Ini termasuk:
Baca juga: 3 Penyebab Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai
4. ASI meningkatkan berat badan bayi yang sehat
Menyusui dapay meningkatkan berat badan yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kanak-kanak.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif selama lebih dari 4 bulan memiliki pengurangan yang signifikan untuk risiko bayi mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Ini mungkin karena perkembangan bakteri usus yang berbeda. Bayi yang disusui memiliki jumlah bakteri usus yang bermanfaat lebih tinggi, yang dapat memengaruhi penyimpanan lemak.
Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih banyak leptin dalam sistem tubuh daripada bayi yang diberi susu formula. Leptin adalah hormon kunci untuk mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Bukan hanya itu, pemberian ASI bisa membantu bayi mengembangkan pola makan yang sehat.
Baca juga: 5 Penyebab Cegukan pada Bayi dan Cara Mengatasinya
5. Menyusui dapat membuat anak lebih cerdas
Beberapa penelitian mengamati perkembangan otak bayi yang diberi ASI dan yang diberi susu formula.
Hasilnya, bayi yang diberi ASI memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan masalah perilaku dan pembelajaran saat tumbuh desa dibanding bayi yang diberi susu formula.
Perbedaan dampak ini mungkin disebabkan oleh keintiman fisik, sentuhan, dan kontak mata yang terkait dengan menyusui serta kandungan nutrisi.
Penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa pemberian ASI memiliki efek positif yang signifikan pada perkembangan otak jangka panjang bayi.
6. Menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan
Ibu-ibu mungkin sudah sering mendengar anggapan tentang manfaat menyusui ini.
Hal itu memang bisa terjadi benar karena menyusui dapat membakar lebih banyak kalori.
Bahkan, setelah 3 bulan menyusui, ibu yang menyusui cenderung akan mengalami peningkatan pembakaran lemak dibandingkan ibu yang tidak menyusui. Meskipun perbedaannya mungkin tidak signifikan.
Baca juga: 6 Bahaya Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai
7. Menyusui membantu rahim berkontraksi
Selama kehamilan, rahim ibu menjadi tumbuh sangat besar hingga mengisi hampir seluruh ruang perut.
Setelah melahirkan, rahim ibu kemudian mengalami proses yang disebut involusi, yang membantunya kembali ke ukuran sebelumnya.
Oksitosin, hormon yang meningkat selama kehamilan akan membantu mendorong proses involusi ini.
Tubuh ibu mengeluarkan oksitosin dalam jumlah tinggi selama persalinan untuk membantu melahirkan bayi dan mengurangi pendarahan. Hormon ini juga dapat membantu ibu menjalin ikatan dengan sang buah hati.
Kadar oksitosin diketahui dapat pula meningkat selama menyusui. Peningkatan ini mendorong kontraksi rahim dan mengurangi pendarahan, membantu rahim kembali ke ukuran sebelumnya.
Baca juga: 3 Penyebab Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya
Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang menyusui pada umumnya memiliki lebih sedikit kehilangan darah setelah melahirkan dan involusi rahim lebih cepat.
8. Ibu yang menyusui memiliki risiko lebih rendah untuk depresi
Depresi postpartum (PPD) adalah jenis depresi yang dapat berkembang segera setelah melahirkan.
Wanita yang menyusui tampaknya lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi pascapersalinan dibandingkan dengan ibu yang menyapih lebih awal atau tidak menyusui, menurut sebuah penelitian pada 2012.
Tapi di sisi lain, wanita yang mengalami depresi pascapersalinan lebih awal setelah melahirkan juga lebih cenderung mengalami kesulitan menyusui dan melakukannya untuk durasi yang lebih singkat.
Jika memiliki gejala depresi post partum, siapa saja ibu yang baru melahirkan dapat berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin.
9. Menyusui mengurangi risiko terkena penyakit bagi ibu
Dilansir dari WebMD, menyusui tampaknya dapat memberi wanita perlindungan jangka panjang terhadap kanker dan beberapa penyakit.
Baca juga: 12 Penyebab Nyeri Payudara Kiri pada Wanita
Total waktu yang dihabiskan seorang wanita untuk menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara dan ovarium.
Wanita yang menyusui juga telah dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk beberapa kondisi medis berikut:
10. Kontrasepsi alami
Pemberian ASI eksklusif pada bayi juga dapat menjadi alat kontrasepsi alami bagi ibu. Hal ini karena proses menyusui dapat menghentikan ovulasi dan menstruasi.
Meski begitu, beberapa ibu justru segera mendapatkan menstruasi setelah masa nifas selesai. Ini karena keseimbangan hormon setiap orang berbeda.
Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Tubektomi
11. Menghemat waktu dan uang
Secara umum memberikan ASI untuk bayi tak perlu mengeluarkan biaya, kecuali jika ibu perlu konsultasi laktasi dan membeli pompa payudara.
Dengan memilih untuk menyusui, ibu setidaknya tidak perlu:
ASI selalu pada suhu yang tepat dan siap untuk diminum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.