KOMPAS.com - Ketika dada terasa sakit, kita mesti membayangkan hal itu terjadi akibat serangan jantung.
Faktanya, Anda tak perlu buru-buru takut. Sebab, tak selamanya nyeri di dada terjadi karena serangan jantung.
Menurut ahli jantung Curtis Rimmerman nyeri dada memang hal yang tak bisa kita sepelekan. Namun, bukan berarti kita harus takut.
“Jika ragu, berhati-hatilah dan kunjungi dokter atau pusat kesehatan terdekat,” ucap Rimmerman.
Baca juga: Idiopathic Thrombocytopenic Purpura
Nyeri dada bisa menjadi tanda serius jika terjadi selama lima menit dan disertai gejala berikut:
Rasa sakit di dada bisa terjadi karena faktor lain yang tidak ada hubungannya dengan jantung. Berikut penyebab lain nyeri di dada:
1. Serangan panik atau kecemasan
Serangan panik atau kecemasan dapat muncul dengan sendirinya. Gejalanya serangan panuk atau kecemasan biasanya muncul dalam bentuk sesak dada, keringat dingin, dan sesak napas.
Gejala tersebut serupa dengan penyakit jantung karena itu banyak orang yang sering salah mengartikannya.
Nyeri dada pada serangan jantung bisa menyebar ke area lain seperti lengan, rahang atau leher.
Namun, serangan panik sering kali menyebabkan nyeri tajam atau menusuk, jantung berdebar kencang atau rasa tidak nyaman di dada yang sulit dijelaskan.
2. Pneumonia atau abses paru
Infeksi paru-paru ini dapat menyebabkan pleuritik dan jenis nyeri dada lainnya, seperti nyeri dada yang dalam.
Nyeri dada akibat pneumonia sering datang tiba-tiba, menyebabkan demam, menggigil, batuk, dan batuk bernanah dari saluran pernapasan.
Baca juga: Sindrom Rotor
3. Emboli paru
Ketika gumpalan darah berjalan melalui aliran darah dan bersarang di paru-paru, hal ini dapat menyebabkan radang selaput dada akut, kesulitan bernapas, dan detak jantung yang cepat.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan demam dan syok. Emboli paru lebih mungkin terjadi setelah trombosis vena dalam atau setelah tidak bergerak selama beberapa hari setelah operasi atau sebagai komplikasi kanker.
4. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
GERD terjadi ketika isi perut kembali ke tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan rasa asam di mulut dan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan, yang dikenal sebagai heartburn.
Hal-hal yang dapat memicu refluks asam antara lain obesitas, merokok, kehamilan, dan makanan pedas atau berlemak.
Nyeri dadi akibat refluks asam terjadi karena jantung dan kerongkongan terletak berdekatan satu sama lain dan berbagi jaringan saraf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.