KOMPAS.com - Cedera adalah salah satu risiko yang tak terhindarkan saat menjalani olahraga.
Dilansir dari NHS, penyebab cedera olahraga bisa berasal dari kecelakaan seperti jatuh atau terbentur.
Selain itu, cedera juga bisa terjadi saat seseorang tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga, memakai alat olahraga yang tidak tepat, memaksakan diri, atau salah menggunakan teknik olahraga.
Baca juga: Olahraga Dulu atau Sarapan Dulu, Mana yang Lebih Baik?
Semua bagian tubuh dapat terdampak cedera olahraga, di antaranya otot, tulang, sendi, tendon, sampai ligamen.
Bagian tubuh paling riskan mengalami cedera olahraga adalah pergelangan kaki atau engkel dan lutut.
Jika mengalami cedera olahraga, Anda akan merasakan sakit, nyeri tekan, bengkak, memar, atau bagian tubuh yang cedera tidak dapat digerakkan.
Gejala ini bisa muncul langsung begitu Anda mengalami cedera, atau beberapa jam setelah olahraga.
Jika Anda mengalami cedera olahraga, baik ringan maupun berat, Anda perlu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan kondisi tubuh yang cedera tidak berbahaya.
Perawatan kesehatan lanjutan untuk cedera ringan biasanya dapat dilakukan di rumah.
Untuk cedera olahraga parah seperti patah tulang, dislokasi, atau cedera kepala, penderita perlu segera mendapatkan penanganan medis darurat di rumah sakit.
Baca juga: Minum Kopi Sebelum Olahraga, Bagaimana Baiknya?
Melansir Healthplus, ada beberapa pertolongan pertama untuk penanganan cedera olahraga yang ringan.
Penanganan cedera olahraga ini menggunakan prinsip RICE atau rest (istirahat), ice (mengompres pakai es), compress (kompresi), serta elevate (meninggikan posisi tubuh). Berikut penjabarannya:
Jika Anda mengalami cedera olahraga, segera hentikan seluruh aktivitas dan biarkan tubuh beristirahat selama minimal dua hari sejak cedera.
Jangan mencoba memaksakan diri untuk menggerakkan bagian tubuh yang cedera. Karena, kalau dipaksa cedera rawan lebih parah dan proses pemulihan dapat tertunda.
Hindari juga memberikan beban pada bagian tubuh yang cedera selama 24 sampai 48 jam.
Untuk mengurangi rasa sakit, coba kompres bagian yang sakit dan bengkak dengan es batu yang dibungkus handuk kecil atau waslap.
Tempelkan kompres es ini selama 15 menit sampai dua jam, selama dua hari pertama cedera.
Baca juga: Hati-hati, Ini 6 Tanda Serangan Jantung Saat Olahraga
Kompresi dapat membantu mengurangi pembengkakan. Caranya, bungkus area yang cedera dengan perban medis elastis.
Usahakan agar perban rapat tapi tidak terlalu ketat, sehingga aliran darah tetap bisa mengalir dengan lancar.
Jika kulit di bawah balutan perban keburuan, terasa dingin, atau mati rasa, segera kendurkan perban agar aliran darah kembali lancar.
Upayakan untuk memposisikan bagian tubuh yang cedera di atas jantung. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit, nyeri berdenyut, dan bengkak.
Misalkan Anda mengalami cedera kaki terkilir, berarti penanganan cederanya butuh bantalan penopang kaki saat posisi tubuh berbaring di tempat tidur.
Selain metode RICE di atas, Anda juga boleh mengonsumsi obat penghilang rasa sakit apabila rasa nyerinya tak tertahankan.
Baca juga: 3 Waktu Olahraga saat Puasa
Di samping pertolongan pertama perawatan cedera olahraga ringan di atas, Anda perlu mendapatkan evaluasi medis atau pemantauan dari dokter apabila mengalami masalah kesehatan ini.
Terutama jika cedera olahraga disertai gejala:
Apabila muncul tanda-tanda di atas, bisa jadi Anda mengalami cedera kronis. Segera konsultasikan masalah kesehatan Anda ke dokter spesialis olahraga atau dokter spesialis ortopedi.
Dokter dapat merekomendasikan penanganan cedera paling tepat sampai membantu proses pemulihannya.
Baca juga: Sakit Kepala Saat Olahraga: Penyebab dan Cara Mengatasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.