Setelah pulih, Agus yang sejak muda sudah menyisihkan sebagian penghasilannya untuk persiapan pensiun, mantap gantung sepatu sebagai atlet profesional.
Ia memilih fokus menekuni bisnis konveksi, alat olahraga, dan membangun sebuah indekos sebagai ladang penghidupan.
Kini, di sela-sela kesibukannya menjalani wirausaha, bapak dua anak ini menyempatkan diri untuk berinvestasi di bidang kesehatan dengan rutin berolahraga.
Agus rutin mengawali harinya dengan joging. Seminggu sekali sampai dua kali, ia juga berenang atau bersepeda.
Salah satu tempat jujukan-nya yakni Umbul Pelem Klaten yang ditempuh selama 30 menit dari tempat tinggalnya di Sukoharjo.
Untuk mengobati kerinduannya pada lapangan sepakbola, ia sesekali juga ikut main tarkam di Soloraya. Namun, ia memilih untuk tidak ngoyo. Begitu dengkulnya mulai ngilu-ngilu, Agus memilih untuk rehat.
“Jadi pemain bola memang harus siap dengan segala risikonya, termasuk cedera. Yang paling penting, persiapan,” pesan dia.
Baca juga: 3 Penyebab Serangan Jantung saat Olahraga
Kisah lain datang dari atlet disabilitas M. Habib Shaleh. Sosok yang telah menorehkan prestasi di beberapa cabang olahraga kompetisi level lokal sampai internasional ini pernah mengalami cedera sampai koma selama 32 hari.
Habib, sapaan akrabnya, semula merupakan striker tim sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jawa Tengah non-difabel.
Pada 2006 ketika sedang menjalani latihan pertandingan, perut Habib terhantam tubuh kiper tim lawan sehingga usus buntunya pecah.
Setelah itu, ia diboyong ke salah satu rumah sakit di Salatiga untuk mendapatkan penanganan medis darurat dan dioperasi.
Kelar operasi, kondisi tubuhnya drop. Ia koma dan diarahkan mencari layanan kesehatan lanjutan di Semarang.
Total, ia menjalani tiga kali operasi. Ketika sadar dari koma di hari ke-32, ia bangun dengan penyakit lumpuh otak atau cerebral palsy.
“Sadar dari koma saya enggak bisa apa-apa. Kayak bayi baru lahir. Enggak bisa jalan. Enggak bisa ngomong,” kenang Habib, ketika berbincang dengan Kompas.com, Senin (13/9/2021).
Baca juga: Kisah M. Habib Shaleh, Lahir Kembali setelah Koma Cedera Olahraga
Proses pemulihan cedera olahraga Habib berjalan lebih dari setahun. Putra sulung pasangan Siti Istiqomah dan Tri Suwarso ini dibantu dokter untuk menjalani terapi gerak. Sedangkan untuk terapi wicara, ia dibantu guru SLB.