Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2021, 14:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

“Sebulan pertama setelah terapi, saya langung bisa jalan. Rasanya kayak mukjizat. Dari situ saya jadi punya spirit kuat dari dalam diri untuk bangkit,” kata dia.

Untuk mengongkosi pemulihan cedera olahraga berujung penyakit lumpuh otak, Habib kala itu dibantu Askes dan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah.

Namun, keluarga Habib juga merogoh kocek pribadi yang cukup besar untuk berobat dan tetek bengek selama proses pemulihan.

“Satu rumah habis buat saya sakit waktu itu,” beber Habib.

Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Nyeri Otot Setelah Olahraga

Kendati sempat mengalami “kecelakaan” fatal dalam olahraga, namun tak ada kekhawatiran bagi Habib untuk kembali berlaga di bidang kompetisi olahraga.

Ia justru menemukan semangat, peluang, dan tantangan baru di dunia olahraga disabilitas.

Tak tanggung-tanggung, ia menjajal beberapa cabang olahraga seperti paraatletik, sepakbola 7x7, serta paracycling di medan kompetisi lokal sampai internasional.

“Sekarang saya lebih berhati hati dan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada. Saya juga rutin investasi kesehatan dengan rutin latihan,” kata bapak tiga anak ini.

Banting setir atau lanjut berkarier setelah cedera olahraga memang pilihan masing-masing. Namun, yang paling penting, persiapkan segala sesuatunya, termasuk risiko kesehatan.  

Baca juga: Olahraga Dulu atau Sarapan Dulu, Mana yang Lebih Baik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com