Respons alergi memicu rantai peristiwa yang menghasilkan kelebihan eosinophil, yakni sel yang mencoba melawan respons alergi di dalam tubuh.
Eosinofil ini melepaskan empat senyawa beracun, tiga di antaranya ditemukan dalam jumlah yang signifikan secara statistik dalam tinja pasien IBD (melalui tes calprotectin tinja).
Ini mengarahkan beberapa peneliti untuk menyimpulkan bahwa respons alergi mungkin memiliki peran dalam perkembangan IBD.
Baca juga: 5 Gejala Alergi Makanan yang Perlu Diwaspadai
2. Sitokin
Gagasan kuat lainnya terkait penyebab IBD adalah peran sitokin dalam pengembangan kondisi ini.
Sel yang disebut faktor nekrosis tumor (tumor necrosis factor-alpha/TNF) bertanggung jawab untuk mengatur respons imun, di antara fungsi lainnya.
Di sini juga, TNF ditemukan dalam jumlah yang lebih tinggi di tinja orang dengan IBD daripada pada orang yang tidak menderita IBD.
Beberapa obat anti-TNF telah dikembangkan untuk mengobati IBD.
Keberhasilan obat-obatan ini adalah memberi bobot pada gagasan bahwa TNF memainkan beberapa peran dalam menyebabkan IBD atau peradangan yang terkait dengan peningkatan IBD.
Baca juga: Mengenal Badai Sitokin yang Bisa Sebabkan Kematian pada Pasien Covid-19
3. Genetika
Bertahun-tahun yang lalu, diperkirakan bahwa IBD dapat diturunkan dalam keluarga, tetapi hubungan itu tampak lemah karena itu bukan situasi langsung dari orang tua ke anak, seperti halnya dengan beberapa kondisi bawaan.
Tetapi dengan ditemukannya ratusan gen yang mungkin terkait dengan IBD, menjadi jelas bahwa ada komponen herediter untuk itu.
Kerabat tingkat pertama dari orang yang memiliki IBD secara signifikan lebih mungkin juga memiliki penyakit tersebut.
Beberapa penelitian menunjukkan sejumlah kemungkinan alasan beberapa orang yang memiliki gen IBD mengembangkan IBD dan orang lain tidak.
Namun, sebagian besar orang yang menderita IBD tidak memiliki riwayat keluarga.