Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Penyebab Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 18/09/2021, 20:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Ada beberapa teori tentang apa yang menjadi penyebab inflammatory bowel disease (IBD), tetapi tidak ada yang telah terkonfirmasi.

Sebagai penyakit idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya secara pasti, IBD pun diyakini bisa terjadi karena satu atau beberapa faktor sekaligus.

Sistem kekebalan yang tidak berfungsi, genetika, kondisi lain, dan faktor risiko tertentu semuanya dipercaya berpotensi memainkan peran.

Baca juga: 21 Jenis Penyakit Autoimun yang Lebih Sering Dialami Wanita daripada Pria

Meskipun pernah digagas bahwa makanan dan tingkat stres dapat menyebabkan IBD, anggapan tersebut rasanya tidak berlaku lagi kini.

Kedua hal itu hanya dianggap bisa menyebabkan serangan IBD pada orang-orang yang telah didianosis memiliki kondisi tersebut.

Penyebab IBD

IBD sering disebut penyakit autoimun, yakni penyakit yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh.

Tetapi, lebih akurat jika IBD dikatakan sebagai penyakit dari respons yang dimediasi oleh kekebalan tubuh.

Melansir Medical News Today, IBD merupakan penyakit yang ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan.

IBD bisa juga dipahami sebagai penyakit untuk mewakili tiga kondisi, yakni penyakit Crohn (Crohn’s disesase/CD), kolitis ulserativa (ulcerative colitis/UC), dan kolitis tak tentu (indeterminate colitis/IC).

Pada penyakit Crohn, peradangan lebih sering terjadi di bagian akhir usus kecil (ileum) dan di awal usus besar, meskipun tidak menutup kemungkinan bisa memengaruhi semua bagian saluran pencernaan dari mulut sampai anus.

Sedangkan pada kolitis ulseratif, peradangan hanya terjadi di area usus besar (kolon).

Baca juga: 6 Gejala Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang Perlu Diwaspadai

Sementara itu, kolotis tak tentu merujuk pada kondisi ketika diduga ada IBD tapi belum dipahami bentuk penyakitnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab IBD yang bisa terjadi:

1. Respon alergi

Dilansir dari Very Well Health, ada sebuah teori menyatakan bahwa IBD adalah respons alergi yang dimediasi IgE.

Respons alergi memicu rantai peristiwa yang menghasilkan kelebihan eosinophil, yakni sel yang mencoba melawan respons alergi di dalam tubuh.

Eosinofil ini melepaskan empat senyawa beracun, tiga di antaranya ditemukan dalam jumlah yang signifikan secara statistik dalam tinja pasien IBD (melalui tes calprotectin tinja).

Ini mengarahkan beberapa peneliti untuk menyimpulkan bahwa respons alergi mungkin memiliki peran dalam perkembangan IBD.

Baca juga: 5 Gejala Alergi Makanan yang Perlu Diwaspadai

2. Sitokin

Gagasan kuat lainnya terkait penyebab IBD adalah peran sitokin dalam pengembangan kondisi ini.

Sel yang disebut faktor nekrosis tumor (tumor necrosis factor-alpha/TNF) bertanggung jawab untuk mengatur respons imun, di antara fungsi lainnya.

Di sini juga, TNF ditemukan dalam jumlah yang lebih tinggi di tinja orang dengan IBD daripada pada orang yang tidak menderita IBD.

Beberapa obat anti-TNF telah dikembangkan untuk mengobati IBD.

Keberhasilan obat-obatan ini adalah memberi bobot pada gagasan bahwa TNF memainkan beberapa peran dalam menyebabkan IBD atau peradangan yang terkait dengan peningkatan IBD.

Baca juga: Mengenal Badai Sitokin yang Bisa Sebabkan Kematian pada Pasien Covid-19

3. Genetika

Bertahun-tahun yang lalu, diperkirakan bahwa IBD dapat diturunkan dalam keluarga, tetapi hubungan itu tampak lemah karena itu bukan situasi langsung dari orang tua ke anak, seperti halnya dengan beberapa kondisi bawaan.

Tetapi dengan ditemukannya ratusan gen yang mungkin terkait dengan IBD, menjadi jelas bahwa ada komponen herediter untuk itu.

Kerabat tingkat pertama dari orang yang memiliki IBD secara signifikan lebih mungkin juga memiliki penyakit tersebut.

Beberapa penelitian menunjukkan sejumlah kemungkinan alasan beberapa orang yang memiliki gen IBD mengembangkan IBD dan orang lain tidak.

Namun, sebagian besar orang yang menderita IBD tidak memiliki riwayat keluarga.

Sementara para peneliti telah belajar banyak tentang gen yang mungkin terkait dengan IBD, itu adalah bagian pemicu yang sulit untuk dijabarkan.

Saat ini juga diperkirakan ada ratusan jenis IBD yang berbeda. Bahkan, mungkin ada ratusan atau ribuan pemicu.

Baca juga: Mengapa Penyakit Autoimun Lebih Banyak Menyerang Wanita daripada Pria?

4. Faktor gaya hidup

Mengingat bahwa beberapa orang dengan gen yang sama mengembangkan IBD, sementara yang lain tidak, sesuatu selain genetika perlu dipertimbangkan ketika melihat kemungkinan penyebab IBD.

Ada beberapa tren yang jelas dalam epidemiologi IBD yang mungkin menunjukkan satu atau lebih penyebab lingkungan.

IBD cenderung paling sering terjadi di negara maju dan di antara mereka dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. IBD juga cenderung lebih sering terjadi di daerah perkotaan negara maju

Faktor-faktor ini telah membuat para peneliti berpikir bahwa mungkin ada hubungan antara IBD dan gaya hidup atau lingkungan orang yang tinggal di negara maju, meskipun belum ada yang tahu apa itu.

Sebuah teori yang dirujuk adalah bahwa negara-negara industri "terlalu bersih", dan karena anak-anak dan remaja terpapar lebih sedikit bakteri, sistem kekebalan mereka mungkin tidak memadai yang mengarah pada penyakit autoimun.

Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com