KOMPAS.com - Kanker kandung kemih adalah jenis kanker umum yang dimulai di sel-sel kandung kemih.
Kandung kemih adalah organ berongga pada sistem ekskresi manusia yang terletak di perut bagian bawah.
Fungsi kandung kemih adalah menampung cairan yang telah disaring oleh ginjal dan akan dikeluarkan sebagai urine.
Baca juga: 10 Penyebab Darah dalam Urine yang Perlu Diwaspadai
Melansir Mayo Clinic, kanker kandung kemih paling sering dimulai di sel urothelial yang melapisi bagian dalam kandung kemih.
Sel urothelial juga dapat ditemukan di organ ginjal dan tabung ureter yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih.
Oleh sebab itu, kanker urothelial juga dapat terjadi di ginjal dan ureter. Namun, kanker lebih sering terjadi di kandung kemih.
Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker kandung kemih merupakan kondisi yang sebaiknya tak boleh dianggap remeh.
Mengenal berbagai gejala kanker kandung kemih bisa membantu dalam upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin atas penyakit ini.
Sebagian besar kanker kandung kemih yang berhasil didiagnosis pada tahap awal dilaporkan dapat diobati.
Meski pada beberapa kasus, kanker kandung kemih stadium awal memang bisa kembali setelah pengobatan yang berhasil.
Untuk alasan ini, penderita kanker kandung kemih biasanya memerlukan tes lanjutan selama bertahun-tahun setelah perawatan untuk mencari kanker kandung kemih yang berulang.
Baca juga: 6 Penyebab Urine Berwarna Kuning Tua dan Cara Mengatasinya
Penting untuk dipahami bahwa tanda dan gejala awal kanker kandung kemih seringkali hilang-timbul dan tidak parah.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi gejala kanker kandung kemih:
Dilansir dari Verywell Healht, tanda pertama yang paling umum dari kanker kandung kemih adalah darah dalam urine.
Darah dalam urine atau hematuria pada kanker kandung kemih biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, terlihat dengan mata, dan datang-pergi.