Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Arthritis Autoimun, Bukan Hanya Rematik

Kompas.com - 05/11/2021, 21:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Orang dengan kondisi ini paling sering mengalami nyeri punggung bawah.

Pria di usia remaja, 20-an tahun, dan orang-orang dengan riwayat keluarga penyakit ini, paling sering terkena axial spondyloarthritis.

Gejala axial spondyloarthritis di antaranya dapat meliputi:

  • Nyeri punggung dan kekakuan yang muncul secara lambat atau bertahap selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
  • Kekakuan dan nyeri di pagi hari, hilang atau berkurang di siang hari dengan olahraga
  • Merasa lebih baik setelah berolahraga dan lebih buruk setelah istirahat
  • Penurunan berat badan, terutama pada tahap awal
  • Kelelahan atau kelelahan
  • Merasa demam dan berkeringat di malam hari

6. Juvenile arthritis

Anak-anak juga bisa menderita radang sendi.

Juvenile arthritis adalah istilah umum untuk penyakit radang sendi yang menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Baca juga: 4 Jenis Makanan untuk Mengatasi Nyeri Sendi (Arthritis)

Sebagian besar dari kejadian juvenile arthritis diketahui adalah penyakit autoimun.

Ada tiga jenis utama juvenile arthritis yang dapat dibedakan berdasarkan jumlah sendi yang terlibat dan adanya antibodi tertentu dalam darah.

Ini termasuk:

  • Oligoarticular (hanya beberapa sendi yang terpengaruh)
  • Polyarticular (lebih dari lima sendi terpengaruh)
  • Sistemik (menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan gerakan terbatas pada setidaknya satu sendi dan termasuk gejala sistemik)

Juvenile arthritis bisa mempengaruhi setiap anak secara berbeda dan dapat berlangsung untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Ada kalanya gejala membaik atau hilang, tetapi terkadang gejala dapat memburuk.

Seorang anak dengan juvenile arthritis juga mungkin bisa memiliki satu atau dua flare-up (serangan) dan tidak pernah memiliki gejala lagi.

Gejala juvenile arthritis di antaranya dapat termasuk:

  • Sendi yang nyeri di pagi hari yang membaik pada sore hari
  • Pembengkakan dan nyeri sendi
  • Sendi bisa menjadi meradang dan hangat saat disentuh
  • Otot dan jaringan lunak lainnya di sekitar sendi dapat melemah
  • Demam tinggi dan ruam merah muda, yang mungkin hilang dengan sangat cepat
  • Masalah pertumbuhan—misalnya, persendian dapat tumbuh terlalu cepat atau terlalu lambat, tidak merata, atau ke satu sisi
  • Masalah mata, seperti iridosiklitis

Baca juga: 2 Jenis Arthritis dengan Gejala Nyeri Sendi Hanya di Satu Sisi Tubuh

7. Palindromic rheumatism

Melansir Medical News Today, palindromic rheumatism adalah jenis radang sendi yang ditandai dengan episode atau serangan dari peradangan sendi yang secara berurutan memengaruhi satu hingga beberapa area sendi selama berjam-jam hingga berhari-hari.

Serangan dapat terjadi tanpa pemicu atau tanda peringatan yang jelas.

Pada kasus palindromic rheumatism, sendi jari, pergelangan tangan, dan lutut adalah sendi yang paling sering terkena.

Palindromic rheumatism biasanya terjadi pada orang berusia antara 20 dan 50 tahun.

Beberapa orang dengan palindromic rheumatism pada akhirnya bisa mengembangkan penyakit radang sendi kronis, yang paling umum adalah rheumatoid arthritis.

Lainnya dapat mengembangkan lupus atau gangguan sistemik lainnya.

Orang dengan antibodi anti-PKC yang terdeteksi dalam tes darah tampaknya lebih mungkin mengembangkan rheumatoid arthritis.

Gejala palindromic rheumatism selama serangan di antaranya dapat meliputi: 

  • Nyeri
  • Pembengkakan
  • Kekakuan
  • Kemerahan
  • Demam
  • Gejala sistemik lainnya

Rentang waktu antar-serangan pada kasus palindromic rheumatism ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa bulan.

Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Sendi, Bukan Melulu Karena Radang Sendi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com