Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Arthritis Autoimun, Bukan Hanya Rematik

Kompas.com - 05/11/2021, 21:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Arthritis autoimun atau radang sendi autoimun adalah bentuk penyakit autoimun yang menyerang dan menyebabkan peradangan sendi.

Penyakit autoimun sendiri adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh tidak bisa membedakan antara sel-sel yang termasuk dalam tubuh dan sel asing sehingga secara keliru menyerang sel-sel sendiri.

Pada arthritis autoimun, sistem kekebalan berarti menyerang sendi dan menyebabkan peradangan di sana.

Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai

Jenis arthritis autoimun

Banyak orang mungkin sudah mengetahui bahwa rheumatoid arthritis (RA) atau rematik merupakan penyakit arthritis yang disebabkan oleh kondisi autoimun.

Tapi, rematik bukanlah satu-satunya jenis arthritis autoimun yang bisa dialami atau menyerang seseorang.

Berikut ini beberapa jenis arthritis autoimun yang dapat dikenali:

1. Rheumatoid artritis

Rheumatoid arthritis termasuk jenis radang sendi autoimun yang paling umum terjadi.

Dibanding pria, wanita dilaporkan tiga kali lebih umum mengalami jenis radang sendi atau penyakit autoimun ini.

Merangkum Verywell Health, rematik biasanya memengaruhi sendi di tangan, pergelangan tangan, dan lutut.

Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh rheumatoid arthritis dapat menyebabkan nyeri kronis, kurangnya keseimbangan, dan deformitas sendi.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat

Rheumatoid arthritis juga dapat memengaruhi organ lain, termasuk paru-paru, jantung, dan mata, sehingga patut diwaspadai.

Gejala rheumatoid arthritis yang dapat terjadi, termasuk:

  • Nyeri atau sakit di lebih dari satu sendi
  • Kekakuan pada lebih dari satu sendi
  • Nyeri tekan dan bengkak di lebih dari satu sendi
  • Gejala yang sama pada kedua sisi tubuh (seperti pada kedua tangan atau kedua lutut)
  • Penurunan berat badan
  • Demam
  • Kelelahan atau kelelahan
  • Kelemahan

2. Psoriatic arthritis

Psoriatic arthritis dilaporkan mempengaruhi sekitar 30 persen orang yang menderita psoriasis.

Psoriasis adalah kondisi autoimun yang memengaruhi kulit.

Baca juga: Dokter Sebut Ubah Warna Kulit Jadi Putih Bisa Picu Kanker Kulit

Psoriatic arthritis memengaruhi sendi dan di mana ligamen dan tendon terhubung ke tulang.

Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi pada umumnya menyerang orang-orang berusia 30-50 tahun.

Bagi banyak orang, radang sendi psoriatik dimulai sekitar 10 tahun setelah psoriasis berkembang.

Pada psoriasis, sistem kekebalan yang terlalu aktif dapat menyebabkan peningkatan pesat dalam produksi sel kulit yang menyebabkan bercak bersisik pada kulit.

Untuk orang-orang dengan psoriatic arthritis dan psoriasis, masalah sendi dapat dimulai sebelum bercak kulit muncul.

Beberapa orang mungkin mengalami psoriatic arthritis setelah cedera. Genetika juga mungkin berperan dalam perkembangan penyakit radang sendi ini.

Psoriatic arthritis sendiri dapat berkembang perlahan atau cepat.

Gejala psoriatic arthritis dapat meliputi:

  • Kelelahan
  • Nyeri dan pembengkakan pada tendon
  • Jari tangan dan kaki bengkak yang terkadang menyerupai sosis
  • Kekakuan, nyeri, berdenyut, bengkak, dan nyeri tekan pada satu atau lebih sendi
  • Rentang gerak berkurang
  • Kekakuan dan kelelahan di pagi hari
  • Perubahan konisi kuku
  • Kemerahan dan nyeri pada mata (uveitis)

Ada sedikit hubungan antara psoriasis dan keparahan psoriatic arthritis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau