Tubuh menuntut lebih banyak air saat digunakan untuk berolahraga, terutama aktivitas olahraga intensitas tinggi atau dalam jangka waktu yang lama.
Oleh sebab itu, ketika hendak berolahraga, siapa saja disarankan untuk dapat lebih dulu menyiapkan air putih yang bisa dikonsumsi sebagai cara mencagah dehidrasi.
Seseorang yang mengalami kasus muntah dan diare yang parah berisiko mengalami dehidrasi.
Cuaca panas juga bisa menjadi petunjuk bahwa seseorang perlu meningkatkan asupan air putih atau cairan.
Jika cuaca di luar panas, selalu lebih baik untuk memiliki lebih banyak cairan.
Baca juga: 7 Penyebab Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai
Dehidrasi pada dasarnya dapat memengaruhi siapa saja.
Tapi, kelompok seperti bayi, anak-anak, dan lanjut usia (lansia) perlu lebih berhati-hati agar tidak mengalami dehidrasi.
Bayi dan anak-anak bisa merasakan efek kehilangan cairan dengan cepat. Jadi penting untuk menghubungi dokter segera jika mencurigai bayi memiliki dehidrasi.
Sementara itu, kalangan lansia mungkin lebih rentan mengalami dehidrasi karena beberapa alasan.
Pertama, rasa haus bisa menjadi kurang tajam seiring bertambahnya usia. Beberapa lansia bahkan mungkin tidak menyadari bahwa dirinya belum cukup minum.
Kondisi medis dan obat-obatan tertentu juga dapat membuat lansia lebih mungkin mengembangkan dehidrasi.
Baca juga: 12 Tanda Dehidrasi pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Pada sebagian kasus, minum air putih sudah cukup untuk melawan dehidrasi.
Tetapi, keadaan tertentu bisa membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar air putih.
Bagi orang-orang yang melakukan aktivitas fisik lebih dari 60 menit, mungkin tepat untuk mengisi kembali elektrolit dengan minuman khusus olahraga.
Tapi, sebelum mengonsumsi minuman olahraga, siapa saja disarankan untuk lebih dulu mempelajari label fakta nutrisi minuman ini. Pasalnya, banyak dari minuman olahraga dikemas dengan banyak kalori dan gula.