Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Banyak Orang Sudah Tidak Pakai Masker Sekarang? Ini Saran Dokter

Kompas.com - 23/11/2021, 09:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

"Kalau kita merasa tepat situasinya, walau bukan yang berwenang, sebaiknya diingatkan (orang lain yang tidak memakai masker). Mungkin orang tersebut kelupaan, mungkin sedang tidak punya uang untuk membeli masker. Mungkin juga ada alasan lainnya. Entah apa," tutur dia.

Baca juga: Sampai Kapan Tetap Harus Disiplin Protokol Kesehatan meski Sudah Divaksin?

Sementara itu, jika memang merasa situasinya tidak tepat, minimal masyarakat yang sudah tertib memakai masker bisa diam dan tetap memakainya.

"Tidak perlu merasa aneh, wong kita tidak salah, tidak merugikan orang lain dalam situasi masih seperti sekarang ini," jelas dia.

Tonang menilai untuk sampai saat ini, masyarakat yang benar adalah masih harus tetap memakai masker.

Dia menegaskan bahwa pandemi belum usia dan risiko terkena Covid-19 masih ada jika masyarakat abai.

"Kalau memang kita ada kewenangan, tegur dan tegakkan aturan. Itu bukan saja kewenangan. Itu kewajiban," ujar Tonang.

Menegakkan aturan, memberi rasa aman dan mengayomi tenggang rasa merupakan tugas atau tanggung jawab pemerintah.

"Kalau yang sebenarnya punya kewenangan, punya kewajiban, tapi abai menegakkan, apalagi malah memberi contoh yang salah, mari 'bercermin' apakah kita sudah penuhi tanggung jawab," tutur dia.

Baca juga: 11 Tata Cara Melakukan Isolasi Mandiri di Rumah bagi Pasien Covid-19

Bagaimana kalau sudah mendapatkan vaksin Covid-19?

Tonang menyebut meski sudah divaksinasi Covid-19, masyarakat dianjurkan untuk tetap disiplin menerapkan prokes.

Dia menuturkan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak menjamin 100 persen partisipannya tidak akan terinfeksi Covid-19.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sendiri telah mengungkapkan hasil analisis interim uji klinis terhadap vaksin Sinovac di Bandung bahwa efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen. Angka ini telah memenuhi persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di atas 50 persen.

Tonang menjelaskan, yang dimaksud efikasi vaksin hanya 65,3 persen bukan berarti kalau ada 100 orang divaksin maka yang 35 orang di antaranya bisa tetap terkena Covid-19.

“Efikasi itu risiko relatif, rasio risiko atau perbandingan risiko, antara yang divaksin dan yang tidak divaksin,” terang dia dalam kesempatan lain.

Tonang menerangkan, angka efikasi 65,3 persen berarti orang yang tidak divaksin memiliki risiko 3 kali lipat daripada yang mendapat vaksin. Jadi, pemberian vaksin Covid-19 tetap bermanfaat.

Baca juga: 4 Manfaat Vaksin Covid-19 yang Perlu Dipahami

Dia mengatakan, jika divaksin maka seseorang ibaratnya menjadi punya 3 perisai. Sedangkan kalau tidak divaksin, hanya punya 1 perisai.

“Untuk apa (perisai)? Untuk mencegah kena Covid-19 bergejala. Yang divaksin, masih aman kalau baru tembus 2 perisai. Kalau yang tidak divaksin, langsung kena begitu tembus 1 perisai. Jadi lebih mudah ditembus yang tidak divaksin,” ujar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau