Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, kelainan anggota gerak, kelainan mata, atau kelainan jantung.
lnfeksi toksoplasma, rubella, vurus sitomegalo, dan herpes simpleks pada trimester pertama dan kedua kehamilan dapat menyebabkan kelainan janin. Antara lain katarak, bisu tuli, retardasi mental, sampai penyakit jantung bawaan.
Kelainan imunologi seperti eritobaltosis fetalis bisa membuat perbedaan golongan darah antara janin dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin. Kondisi ini bisa menyebabkan jaringan otak janin rusak atau bayi terkena penyakit kuning.
Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio bisa mengganggu tumbuh kembang anak kelak saat lahir.
Kondisi ibu hamil yang tertekan, misalkan karena kehamilan yang tidak diinginkan atau banyak tekanan saat hamil, bisa berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.
Baca juga: 8 Penyebab Kelainan Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
Komplikasi persalinan seperti trauma kepala atau kekurangan oksigen pada bayi dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Untuk meminimalkan risiko komplikasi persalinan, ibu hamil yang melahirkan ditolong tenaga kesehatan yang terlatih dan di sarana kesehatan yang memadai.
Selain itu, untuk mencegah risiko buruk saat bersalin, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan apabila ibu hamil sudah saatnya melahirkan.
Baca juga: Kenali Apa Itu Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir
Tak hanya faktor internal sampai kondisi persalinan, beberapa faktor pasca-persalinan turut berperan penting pada tumbuh kembang anak, antara lain:
Guna menunjang tumbuh kembang anak agar optimal, bayi membutuhkan asupan gizi memadai sesuai usianya sejak lahir.
Penyakit kronis seperti tuberkulosis (TBC), anemia, penyakit jantung bawaan bisa menghambat tumbuh kembang anak.
Lingkungan yang tidak bersih, kurang sinar matahari, terkena paparan sinar radioaktif, atau zat kimia tertentu seperti asap rokok juga dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.
Tumbuh kembang anak turut dipengaruhi hubungan anak dengan orang sekitarnya. Misalkan anak tidak dikehendaki oleh orangtuanya, atau anak yang kerap tertekan, rawan mengalami hambatan tumbuh kembang.
Masalah hormon di kelenjar endokrin, seperti penyakit hipotiroid bisa mengganggu tumbuh kembang anak.
Faktor sosial dan ekonomi seperti kemiskinan terkait dengan kekurangan gizi, kondisi lingkungan tidak sehat, minimnya akses informasi kesehatan juga bisa menghambat tumbuh kembang anak.