Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2021, 08:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ebola merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi virus mematikan.

Kondisi ini ditandai dengan gejala demam, diare, muntah-muntah, serta perdarahan di dalam tubuh.

Ebola merupakan penyakit langka yang sangat jarang terjadi namun sering kali berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

Baca juga: Mengenal Sejarah Virus Ebola

Hal ini dikarenakan virus Ebola menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah di dalam tubuh yang memicu terjadinya perdarahan internal.

Selain itu, virus Ebola juga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan yang dapat mengakibatkan kematian.

Virus Ebola merupakan virus zoonosis, yang berarti bahwa virus ini berasal dari hewan yang kemudian menyebar ke manusia.

Penularan virus Ebola di antara manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah, air liur, lendir, urine, dan air mani orang yang terinfeksi.

Hingga saat ini, belum pernah ditemukan kasus penyakit Ebola di Indonesia. Namun, penting untuk tetap waspada dan mencegah penularan penyakit ini.

Penularan Ebola

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus Ebola diduga berawal dari interaksi antara manusia dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar dan hewan primata.

Sejak saat itu, penularan virus mulai menyebar dari orang ke orang dan berpotensi memengaruhi banyak orang.

Virus Ebola dapat menyebar dari penderita ke dalam tubuh orang lain melalui luka terbuka pada kulit atau lapisan dalam hidung, mulut, dan dubur.

Selain itu, virus Ebola juga dapat menular melalui kontak langsung dengan beberapa hal berikut:

Baca juga: Infeksi Virus

  1. Darah atau cairan tubuh
    Cairan, seperti urine, air liur, keringat, feses, muntah, ASI, air ketuban, dan air mani, dari penderita Ebola yang masih hidup atau yang sudah meninggal

  2. Benda yang terkontaminasi
    Benda, seperti pakaian, seprai, dan peralatan medis yang terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, baik yang masih hidup atau pun sudah meninggal

  3. Interaksi dengan hewan yang terinfeksi
    Melakukan kontak dengan kelelawar atau hewan primata, seperti monyet, kera, dan simpanse yang terinfeksi dapat menularkan virus

  4. Air mani dari pria yang sembuh dari Ebola
    Meskipun telah sembuh dari Ebola, tetapi virus bisa saja tetap berada di dalam cairan tubuh, termasuk air mani.

    Maka dari itu, melakukan hubungan seksual secara oral, vaginal, atau anal dengan pria yang sembuh dari Ebola dapat menyebarkan virus

Penderita Ebola tidak akan menularkan virus ke orang lain hingga mereka merasakan gejala dari Ebola.

Virus Ebola juga tidak ditularkan melalui gigitan nyamuk. Pada sebagian kasus, seseorang terinfeksi virus Ebola akibat mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi.

Gejala

Merangkum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit ini ditandai dengan gejala yang muncul dalam 2 hingga 21 hari setelah terpapar virus.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri

Gejala awal yang muncul, meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta tubuh yang lemah.

Seiring waktu, penyakit ini akan semakin parah dan menimbulkan gejala yang semakin parah juga, seperti:

  • Sakit tenggorokan
  • Mual dan muntah
  • Diare, terkadang disertai darah
  • Ruam kulit
  • Pendarahan internal (di dalam tubuh)
  • Keluar darah melalui mulut, hidung, mata, atau telinga
  • Nafsu makan berkurang
  • Sakit perut
  • Perdarahan yang tidak jelas atau memar
  • Mata merah.

Penyakit Ebola merupakan penyakit langka yang terjadi sangat cepat dan kerap mematikan.

Maka dari itu, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis agar kondisi ini tidak semakin membahayakan nyawa.

Penyebab

Dikutip dari Medical News Today, penyakit Ebola disebabkan oleh infeksi virus yang berasal dari keluarga virus Filoviridae.

Virus Ebola merupakan virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa hewan yang dapat menularkan virus penyebab Ebola, meliputi:

Baca juga: Gejala Demam Karena Infeksi Virus

  • Simpanse
  • Gorila
  • Kelelawar buah
  • Monyet
  • Bongo (antelop hutan)
  • Landak.

Sementara itu, penularan antarmanusia terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi virus Ebola.

Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan melalui masa inkubasi yang dapat berlangsung selama 2 sampai 21 hari, hingga akhirnya menimbulkan gejala.

Masa inkubasi yang cukup lama menyebabkan seseorang baru menyadari bahwa dirinya terpapar virus setelah mengalami gejala.

Kondisi tersebut menyebabkan seseorang yang terpapar virus Ebola tetap melakukan interaksi dan kontak langsung dengan orang lain.

Hal inilah yang menyebabkan Ebola sulit dikendalikan dan dapat menyebar dengan cepat.

Faktor risiko

Merangkum dari Medical News Today dan Healthline, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini:

  1. Bepergian ke daerah dengan kasus Ebola, seperti Sudan, Kongo, Liberia, Afrika Selatan, dan Guinea
  2. Petugas medis atau merawat seseorang yang mungkin terinfeksi Ebola, hal ini dikarenakan mereka sering kali melakukan kontak dengan darah dan cairan tubuh
  3. Terpapar benda yang terkontaminasi, seperti jarum
  4. Berinteraksi dengan hewan yang berisiko menularkan virus, seperti hewan primata
  5. Bekerja sebagai peneliti hewan, terutama jika melakukan penelitian terhadap hewan primata yang didatangkan dari Afrika atau Filipina
  6. Menghadiri pemakaman atau ikut mempersiapkan pemakaman korban Ebola.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Face Shield untuk Cegah Infeksi Virus

Diagnosis

Dirangkum dari Medical News Today dan Healthline, dikarenakan Ebola merupakan penyakit dengan gejala yang mirip dengan penyakit infeksi lain menyebabkan kondisi ini sulit dideteksi.

Jika seseorang menunjukkan gejala infeksi virus Ebola maka dokter akan melakukan isolasi guna mencegah penularan penyakit ini.

Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk memastikan diagnosis Ebola:

  • Tes darah

Dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi sebagai respons tubuh terhadap keberadaan virus Ebola di dalam tubuh.

Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk mengetahui jumlah sel darah putih, trombosit, fungsi hati, dan masalah pembekuan darah.

  • Pemeriksaan serologi

Pada pemeriksaan ini dokter akan menggunakan metode antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Dengan menggunakan metode ELISA, dokter dapat mengetahui antibodi IgM dan IgG virus Ebola.

  • Reverse transcriptase polymerase chain reaction (PCR)

Melalui metode pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi keberadaan virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit.

Baca juga: Yang Harus Kita Tahu tentang Mencuci Tangan untuk Cegah Infeksi Virus

Perawatan

Menurut Healthline, hingga saat ini masih belum ditemukan obat antivirus yang dapat menyembuhkan penyakit Ebola.

Namun, penanganan yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejala yang dirasakan pasien.

Beberapa penanganan yang dapat membantu mengatasi penyakit Ebola, meliputi:

  1. Pemberian obat-obatan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil atau normal
  2. Memberikan infus cairan dan elektrolit guna meningkatkan hidrasi tubuh dan menjaga keseimbangan elektrolit
  3. Memberikan oksigen tambahan guna meningkatkan atau menjaga kadar oksigen dalam darah
  4. Mengobati infeksi lain yang terjadi
  5. Transfusi darah, jika pasien mengalami anemia.

Komplikasi

Dikutip dari MedicineNet, beberapa komplikasi yang muncul akibat ebola adalah:

  • Rasa lelah yang berlebihan
  • Rambut rontok
  • Perubahan sensorik
  • Peradangan pada testis dan mata
  • Kegagalan organ
  • Perdarahan hebat
  • Ikterus, yang menyebabkan penyakit kuning
  • Delirium
  • Syok
  • Kejang
  • Koma
  • Kematian.

Baca juga: Dapatkah Infeksi Virus Sebabkan Kanker?

Pencegahan

Merangkum dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan MedlinePlus, salah satu cara untuk mencegah Ebola adalah tidak mengunjungi daerah dengan kasus Ebola.

Namun, jika berencana untuk bepergian ke daerah dengan kasus Ebola maka terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini, yaitu:

  1. Terapkan kebersihan tangan yang baik dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih atau pembersih tangan yang mengandung alkohol
  2. Hindari kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh dari orang yang mengalami demam, muntah, atau memiliki gejala seperti Ebola
  3. Hindari menyentuh benda-benda yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh penderita Ebola, seperti pakaian, seprai, jarum, dan peralatan medis
  4. Hindari menghadiri pemakaman atau ikut mempersiapkan pemakaman korban Ebola
  5. Hindari kontak langsung dengan kelelawar dan hewan primata yang berpotensi menularkan virus, seperti darah, cairan tubuh, dan dagingnya
  6. Hindari mengunjungi rumah sakit tempat pasien Ebola dirawat
  7. Segera periksakan diri ke dokter setelah kembali dari daerah dengan kasus Ebola guna mendeteksi kemungkinan terinfeksi virus Ebola
  8. Melakukan seks aman dengan menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.

Selain itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh petugas medis atau seseorang yang merawat penderita Ebola untuk mengurangi risiko penularan, yakni:

  1. Gunakan alat pelindung diri, seperti masker, sarung tangan, pelindung mata, dan pakaian pelindung ketika berada di dekat penderita Ebola
  2. Segera cuci tangan setelah menyentuh pasien atau benda di sekitar pasien
  3. Pastikan menerapkan sterilisasi yang tepat saat menangani penderita Ebola
  4. Pisahkan penderita Ebola dengan pasien lain
  5. Hindari kontak langsung dengan jasad penderita Ebola.

Baca juga: Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com